Pendidikan
Permasalahan Kompleks Pembelajaran Daring, Mulai Siswa hingga Pengajar Temui Hambatan
Bukan tanpa halangan, metode belajar daring rupanya menyisakan banyak kegelisahan di masyarakat.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Fenomena belajar daring mewarnai masa ajaran baru 2020-21.
Siswa harus melalui Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hingga proses belajar mengajar di awal semester ganjil yang dilakukan dengan metode dalam jaringan (daring).
Bukan tanpa halangan, metode belajar daring ini rupanya menyisakan banyak kegelisahan di masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri, sektor pendidikan Indonesia termasuk di negara negara lainnya, kini tengah mengalami persoalan serius karena tidak semua pendidik dan siswa juga orang tua benar-benar siap dalam menghadapi era New Normal dalam berjuang belajar dan mengajar di tengah-tengah pandemi Covid-19 seperti ini.
“Harus diakui bersama, ada banyak persoalan muncul di masyarakat terkait pelaksanaan proses belajar mengajar secara daring di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujar penggiat literasi dan pendidikan Elly Tumiwa. H, S.ST.Par dalam keterangannya, Rabu (29/7/2020).
• Permintaan Gawai Bekas di Yogya Meningkat Selama Pembelajaran Daring
Elly yang juga CEO Markom DKG Grup - perusahaan yang mengelola sejumlah museum modern di Indonesia seperti History of Java (HoJ) di Yogya itu menuturkan keluhan yang muncul terkait pembelajaran daring beragam.
Ia pun menyebut seperti bagaimana cara memahami karakter psikologis siswa dan pendidiknya agar pola pengajaran Learn From Home (BDR) yang diberikan dapat tepat guna.
Lalu bagaimana pula persiapan para pendidik guna menyiasati kesulitan siswa belajar dari rumah yang notabene banyak disturbing (gangguan) dengan segala permasalahannya.
“Bagaimana pula dengan pola belajar dari rumah jika posisi rumah siswa dan rumah pendidik yang susah signal, minim perangkat komputer, gawai/gadget /laptop yang tidak mendukung?,” kata dia.
Tak hanya itu, pertanyaan yang juga kerap muncul bagaimana pula seorang pendidik harus sigap dan kreatif dalam membuat sebuah virtual classrom yang menarik agar siswa tetap terfokus dan tidak bosan pada layar kaca nya PC atau gadget/gawainya dalam 6-7 jam proses belajar seharian.
Selain itu bagaimana pula setiap pendidik/guru harus tetap semangat menghidupkan kembali nilai luhur Ki Hajar Dewantara untuk berkontribusi di tataran global di era jaman now.
• SMPN 4 Kota Yogyakarta Jadwalkan Guru Kunjung bagi Anak-Anak Kesulitan BDR
“Kita juga dihadapkan pada persoalan seperti bagaimana praktek cara membuat video pembelajaran singkat yang menarik dengan smartphone untuk siswa. Atau bagaimana praktek cara membuat virtual classroom menjadi hidup dan menarik untuk para pendidik di semua mata pelajaran dengan berbagai contohnya. Seperti kuis, games, teka-teki silang, virtual tour dan lain sebagainya,” kata dia.
Elly pun menukil sejumlah riset.
Seperti temuan sumber SDGS 2020 bahwa akibat bencana dunia tersebut penutupan sekolah menghambat akses pendidikan, sehingga sebanyak kurang lebih 1.5 miliar siswa tidak ke sekolah dan kurang lebih hampir 500 juta siswa tidak bisa mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sumber Statistik Potensi Desa Indonesia 2018 (BPS) mencatat sebanyak 13.720 desa (16,3%) di Indonesia yang masih tidak ada sinyal internet atau sinyal telpon seluler.