Kota Yogyakarta

Pelajar di Bintaran Kidul Belajar Daring melalui LIMas

Ketua Paguyuban Bintaran Bersatu, Reno Ardana mengungkap selama belajar jarak jauh, orangtua siswa mengeluhkan biaya kuota yang tidak sedikit.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Warga Bintaran Kidul MG II 174, Mergangsan, Kota Yogyakarta belajar daring menggunakan Layanan Internet Masyarakat (LIMas) yang dikelola oleh Paguyuban Bintaran Bersatu agar memberikan layanan internet murah untuk para pelajar,Rabu (29/07/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suasana di Jalan Bintaran Kidul MG II 174, Mergangsan, Kota Yogyakarta tampak berbeda pagi ini.

Tikar-tikar digelar sepanjang jalan, anak-anak pun duduk rapi di atas tikar tersebut.

Hampir seluruh anak-anak yang duduk memegang handphone.

Tetapi tidak hanya handphone saja, ada buku-buku di depan mereka.

Ya, mereka sedang belajar jarak jauh karena pandemi COVID-19.

Jika sebelumnya mereka belajar di rumah dengan kuota sendiri, kali ini mereka memanfaatkan layanan WiFi yang diberi nama Layanan Internet Masyarakat (LIMas).

Dengan pemanfaatan WiFi, anak-anak lebih mudah dalam belajar.

Belajar Bertani di Tengah Perkotaan bersama Komunitas Kebunku Jogja

Aura Bening Pretty (12) adalah salah satu pelajar yang memanfaatkan akses LIMas.

Selama belajar jarak jauh,ia memakai handphone milik ibunya.

Ia tidak mengetahui persis berapa kuota yang dihabiskan selama belajar daring.

"Biasanya belajar di rumah, baru kali ini sih belajar bareng-bareng. Pakai WiFi ini lebih cepat daripada biasanya, dan lebih membantu dalam pelajaran," katanya di sela-sela belajar daring,Rabu (29/07/2020).

Sebenarnya Aura lebih senang belajar di sekolah, sebab materi pembelajaran langsung diberikan oleh guru.

Jika kurang paham, ia pun bisa langsung bertanya pada guru.

"Lebih senang belajar di sekolah, karena langsung dijelaskan oleh guru, aktivitas juga banyak. Tetapi ya tidak apa-apa belajar di rumah. Ada tiga materi yang dikerjakan hari ini, tadi pagi sudah mengumpulkan tugas PPKN lewat google class," ujar siswa kelas VI SD Ungaran 1 Yogyakarta tersebut.

Sekolah di Luar Zona Hijau COVID-19 Boleh Belajar dengan Tatap Muka dengan Syarat Ini

Layanan Internet Masyarakat (LIMas) diinisiasi oleh Paguyuban Bintaran Bersatu.

Ketua Paguyuban Bintaran Bersatu, Reno Ardana mengungkap selama belajar jarak jauh, orangtua siswa mengeluhkan biaya kuota yang tidak sedikit.

Untuk itu, ia berusaha mencari solusi agar siswa tetap bisa belajar secara daring, sementara orangtua tidak keberatan dalam membeli kuota.

"Awalnya ada warga yang mengeluh, selama belajar daring butuh biaya yang besar. Uang Rp60ribu habis untuk 3 hari kuota. Lalu minta solusi, kemudian kami menghubungi penyedia layanan internet PSP (Pelangi Surya Persada). Harganya lebih murah, Rp30 ribu untuk satu bulan dan unlimited," ungkapnya.

"Harganya murah, jadi ini bisa menjadi solusi untuk orangtua. Sekarang sudah ada 180 KK yang bisa akses. Jadi ini benar-benar membantu masyarakat. Dan sekarang uangnya dikelola oleh paguyuban, jadi bisa diperbanyak lagi," sambungnya.

Keberadaan LIMas memang disambut baik oleh warga Bintaran Kidul, salah satunya Yuni Martiana (28). Ibu satu anak ini menghabiskan lebih dari 10 GB untuk belajar daring anaknya yang masih duduk di Taman Kanak-kanak.

"Biasanya 5GB setiap bulan, tetapi karena belajar membengkak, bisa tiga kali lipat. Satu bulan bisa lebih dari Rp100ribu. Tetapi dengan adanya LIMas, jadi lebih murah," tambahnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved