Wabah Virus Corona

Sekolah di Luar Zona Hijau COVID-19 Boleh Belajar dengan Tatap Muka dengan Syarat Ini

Pemerintah akan memberi izin penyelenggaraan sekolah tatap muka di luar zona hijau COVID-19.

Editor: Rina Eviana
ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Seorang siswa SD dengan masker di wajahnya berjalan meninggalkan sekolah usai melakukan pendaftaran ulang pada hari pertama sekolah di Jayapura, Papua, Senin (13/7/2020). Siswa SD, SMP dan SMA mulai mengikuti kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran baru 2020/2021 dengan sistem pembelajaran tatap muka langsung dan daring. 

TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, pemerintah akan memberi izin penyelenggaraan sekolah tatap muka di luar zona hijau COVID-19.

Menurut Doni, pemberian izin ini akan segera diumumkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan langkah-langkah.

Dan mungkin tidak lama lagi akan diumumkan daerah-daerah yang selain zona hijau itu juga akan diberikan kesempatan melakukan kegiatan belajar tatap muka," kata Doni dalam jumpa pers usai rapat dengan Presiden Jokowi, Senin (27/7/2020).

Guru saat membagikan materi pelajaran kepada siswa
Guru saat membagikan materi pelajaran kepada siswa (TRIBUNJOGJA.COM / Noristera Pawestri)

Namun, Doni menegaskan bahwa sekolah tatap muka di luar zona hijau ini harus digelar secara terbatas.

Artinya, jumlah siswa yang hadir dalam satu kelas juga dibatasi. Durasi belajar di kelas juga dipersingkat. Doni menyebutkan, belajar jarak jauh yang diterapkan saat ini memang efektif untuk mencegah penularan COVID-19.

Di sisi lain, banyak siswa di daerah yang kesulitan dalam belajar jarak jauh karena sulitnya sinyal internet.  

Doni pun memuji kreativitas daerah yang memberlakukan kebijakan belajar menggunakan radio di masa pandemi ini.

Tak Punya Gadget, Siswa di Yogyakarta Ini Pilih ke Sekolah untuk Ambil Materi Pelajaran

"Beberapa daerah yang telah berinisiatif menggunakan radio panggil sebagai sarana pembelajaran oleh guru tentunya kita berikan apresiasi karena tidak ada rotan, akar pun jadi," ujar Doni.

"Jadi inilah kreativitas yang berkembang di masyarakat dan kami tentunya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah melakukan berbagai langkah dan upaya sehingga kegiatan belajar-mengajar tetap dilakukan dengan segala keterbatasan yang ada," tuturnya. 

Hasil survei

Sejumlah pelajar di SMP Negeri 2 Wonosari yang datang ke sekolah untuk mengambil buku-buku pelajaran, Senin (13/07/2020)
Sejumlah pelajar di SMP Negeri 2 Wonosari yang datang ke sekolah untuk mengambil buku-buku pelajaran, Senin (13/07/2020) (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Total 80 persen responden sangat setuju dan setuju apabila sekolah baik TK, SD, SMP, maupun SMA dibuka kembali walaupun saat ini masih pandemi COVID-19.

Hal tersebut merupakan salah satu hasil survei yang dilakukan oleh Cyrus Network dan dirilis pada Senin (27/7/2020).

Dari pertanyaan soal persetujuan sekolah dibuka kembali, hasil survei tersebut menyebutkan ada sebanyak 54,1 persen responden sangat setuju. Kemudian 26,1 persen setuju, 14,8 persen tidak setuju, dan 5,0 persen sangat tidak setuju.

CEO Cyrus Network Eko Dafid Afianto mengatakan, rata-rata skor setuju untuk pertanyaan tersebut adalah sebesar 7,44.

Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk membuka sekolah kembali.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved