Keistimewaan Menjalankan Ibadah Puasa Arafah dan Tarwiyah di Bulan Suci Iduladha
Menyambut bulan suci Iduladha berbagai amalan dapat dilakukan kaum muslimin untuk menambah pahala seperti puasa Tarwiyah dan Arafah.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Namda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menyambut bulan suci Iduladha berbagai amalan dapat dilakukan kaum muslimin untuk menambah pahala seperti puasa Tarwiyah dan Arafah.
Menurut Ustaz Beny Susanto, Pengurus Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan, A'wan Syuriah PWNU DIY, mengerjakan amalan ibadah puasa Arafah dan Tarwiyah satu di antara ibadah yang dapat mengapuskan dosa.
"Kedua puasa pada bulan Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Akan merugi bagi orang yang tak mengerjakannya padahal dirinya sanggup," jelas Ustaz Beny kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Selasa (28/07/2020).
Dalam Islam, puasa Tarwiyah dan Arafah digambarkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dan Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Puasa di hari Tarwiyah (8 Zulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Zulhijah) akan mengampuni dosa dua tahun." (H.R. Tirmidzi)
• Panduan Ibadah Salat Iduladha di Rumah Tahun 1441H/2020M di Masa Pandemi
Berikut rangkuman keistimewaan puasa Tarwiyah dan Arafah:
1) Puasa Arafah dan Tarwiyah dapat menghapuskan dosa
Seperti yang dijelaskan Ustaz Beny, bahwa ibadah puasa sunah ini dapat menghapuskan dosa bagi orang yang melaksanakannya.
Pertama-tama puasa Tarwiyah biasanya dianjurkan bagi mereka yang berhaji maupun tidak sedang berhaji.
" Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah dan bisa menghapus dosa selama satu tahun. Sedangkan puasa Arafah biasanya dilakukan oleh orang yang tidak berhaji pada 9 Dzulhijjah. Dan bisa menghapuskan dosa selama dua tahun yaitu tahun lalu dan tahun mendatang," jelas Ustaz Beny.
Keistimewaan Puasa Arafah Pada Tanggal 9 Dzulhijjah pun dijelaskan dalam hadis:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
2) Sepuluh hari pertama Dzulhijjah termasuk pada puasa Tarwiyah dan Arafah menjadi hari yang diriwayatkan dalam hadis paling istimewa
"Sepuluh hari pertama pada Dzulhijjah merupakan hari yang sangan istimewa. Maka hendaknya saat itu kaum muslimin memperbanyak ibadah kepada Allah SWT," tutur Ustaz Beny.
Rasullullah SAW pun pernah bersabda mengenai hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah yang istimewa. Maka sangat dianjurkan melakukan ibadah saat bulan Dzulhijjah:
"Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah?' Sabda Rasulullah, 'Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa." (HR Bukhari)
Imam Nawawi pun menjelaskan dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”
• Doa dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Saat Iduladha
Sedangkan dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari ketika Allah SWT membebaskan hambanya dari api neraka dibandingkan hari lain kecuali pada hari Arafah.” (HR Muslim).
Namun, Ustaz Beny mengatakan, mengenai pengampunan dosa dari puasa Tarwiyah dan Arafah, para ulama berselisih pendapat.
Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dosa kecil.
Di mana dalam hadis Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51)
Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).
Maka, menanggapi hal tersebut Ustaz Beny menuturkan, untuk permasalahan atas dosa dan kecil yang dihapus saat melakukan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah bukanlah menjadi alasan untuk tidak menjalankannya.
"Atas perbedaan pendapat itu, kita (umat muslim) hanya perlu berserah pada Allah SWT. Semoga dengan mengamalkan ibadah puasa tersebut dapat menuntun menuju SurgaNya," pungkas Ustaz Beny. (TRIBUNJOGJA.COM)