Bisnis

UMKM Diminta Petakan Pasar di Masa AKB

Pada tahun lalu, BI DIY mencatat kontribusi UMKM terhadap perekonomian Yogyakarta mencapai angka 94,6 persen.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMK) disebut-sebut menjadi satu dari beberapa tulang punggung bagi laju perekonomian nasional bahkan daerah.

Pada tahun lalu, BI DIY mencatat kontribusi UMKM terhadap perekonomian Yogyakarta mencapai angka 94,6 persen.

Di sisi lain, sektor itu juga mampu menyerap 79 persen dari total lapangan kerja.

Di masa pandemi Covid-19, UMKM juga ikut terpukul.

Tidak sedikit pelaku usaha yang gulung tikar akibat usahanya tutup.

Aktivitas masyarakat yang tidak seperti biasanya dan konsumsi yang berkurang kian menghantam sektor UMKM.

Sementara, upaya pemerintah yang menggembar-gemborkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) belum diikuti dengan perhatian yang cukup serius kepada sektor UMKM.

Pelaku usaha mengaku masih kesulitan mendapatkan modal untuk kembali memulai usaha setelah sekian lama tutup.

Selama Pandemi, UMKM Kuliner Dominasi Market Place Milik Pemda DIY

Fenomena itu diamini oleh Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI).

Kelompok yang fokus melakukan pendampingan kepada UMKM mengatakan, tidak sedikit pelaku UMKM yang mengeluh terkait rumitnya mengakses modal dan bantuan yang diberikan pemerintah.

Ketua Umum ABDSI, Cahyadi Joko Sukmono menyebut, salah satu pelaku UMKM bahkan sempat menyertakan akte kelahiran anak-anaknya untuk mengakses pembiayaan agar bisa kembali memulai usaha.

Padahal, pemerintah mengklaim terdapat dana yang cukup di perbankan untuk disalurkan dalam bentuk kredit agar perekonomian kembali menggeliat.

"Bahkan saya sampai tanya ke pusat, informasi soal bantuan Rp2,4 juta untuk pelaku UMKM itu bagaimana. Sampai hari ini mereka bilang itu belum fix bagaimana sistematika penyalurannya," kata Cahyadi belum lama ini.

Cahyadi mengklaim, jika pun UMKM tidak mendapat bantuan dari pemerintah maupun insentif usaha mereka akan tetap eksis dan bertahan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Karena memang itu sudah menjadi naluri dari pengusaha. Bagaimana strategi di jangka pendek untuk bertahan, adaptasi dan kemudian pulih," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved