Bisnis
Tuliswati Pemilik Usaha Dea Modis Ikut Kembangkan Batik Jumputan di Kampung Tahunan
Kampung wisata Tahunan yang berlokasi di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta ini terkenal akan kerajinannya berupa batik jumputan.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kampung wisata Tahunan yang berlokasi di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta ini terkenal akan kerajinannya berupa batik jumputan.
Satu diantaranya pelaku usaha yang juga ikut mengembangkan kerajinan batik Jumputan di Kampung Tahunan yaitu Tuliswati.
Ia menceritakan, dulu batik Jumputan yang terdapat di Kampung Tahunan belum cukup berkembang.
Kemudian pada 2010, di Kampung Tahunan terdapat program ekonomi kreatif bagi pelaku usaha.
"Waktu itu saat mengikuti pelatihan di Darma Wanita, kebetulan ada program ekonomi kreatif dan mendapatkan dana sebesar Rp 4 juta untuk pelatihan dengan beranggotakan 26 orang," ucapnya Jumat (24/7/2020).
• Ingin Lestarikan Budaya, Mr One Cake and Cookies Kreasikan Roti Bermotif Batik
Terlebih saat pertama kali mengikuti pelatihan tersebut dapat menghasilkan produk yang bagus dan layak jika langsung dijual.
Kemudian ia mulai merekrut ibu-ibu di Kampung Tahunan yang memiliki ekonomi menengah kebawah yang bisa menjahit dengan harapan dapat meningkatkan ekonominya.
"Lambat laun dari 26 orang itu tinggal sisa 16 orang karena hukum alam. Dan mulai berkembang hingga saya ditunjuk sebagai ketua kelompok batik jumputan di Kampung Tahunan," jelas Tuliswati.
Hingga 2 tahun kelompok batik jumputan berjalan, akhirnya ia memilih untuk mundur karena adanya banyak perbedaan.
Alhasil ia memilih untuk mendirikan usaha batik jumputan sendiri dan diberi nama Dea Modis Batik dan Jumputan di tahun yang sama.
• Kustini Sri Purnomo: Menjadi Pembatik Harus Bangga Karena Tak Semua Orang Bisa
Dea Modis berlokasi di Jalan Soga Nomor 64A Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
Lambat laun usaha yang dirintisnya sendiri kian berkembang.
"Pernah dulu dalam setahun mengikuti pameran 16 kali. Sampai waktu itu dijuluki ratu pameran sama teman-teman karena seringnya ikut pameran pada 2013 lalu," kenangnya.
Pameran yang pernah diikutinya diantaranya di daerah Jogja, Jakarta, Bali, Kalimantan, Surabaya, Bandung, Semarang dan Malang.
Lebih lanjut, dia mengatakan, terakhir mengikuti pameran di Batam.
Produk Dea Modis Batik dan Jumputan yang dibuat oleh Tuliswati selain baju yaitu sepatu, tas, dompet dan aksesoris.
"Dulu juga memilih jumputan karena di Kampung Tahunan belum cukup berkembang," ungkapnya.
"Dulu saya juga pernah diejek selalu hanya memamerkan batik jumputan. Namun hal tersebut menjadi cambuk bagi saya untuk berkembang," sambung Tuliswati.
Hingga akhirnya dengan produk batik jumputan tersebut ia bisa berkeliling Indonesia baik untuk mengikuti pameran maupun sebagai pemateri.
• Masih Terseok-seok, Pelaku Industri Batik di Kulon Progo Minta Pemerintah Daerah Turun Tangan
Terbukti Batik Jumputan produksi Dea Modis telah dipasarkan ke Jepang dan Canada.
Sedangkan untuk di Indonesia dipasarkan di Jogja, Jakarta, Medan, Bandung dan Jawa Timur.
Sementara di daerah Nabire, Papua ia ditunjuk sebagai pemateri.
Selain itu, produk dari usaha Dea Modis Batik dan Jumputan yang dirintisnya juga bervariasi mulai dari harga Rp 175.000 sampai Rp 300.000 tergantung motif dan jenis pewarnaannya.
Sedangkan untuk model tunik dijual dengan harga lebih dari Rp 350.000
Dalam menjalankan usahanya tersebut, Tuliswati dibantu oleh 12 karyawannya.
Namun semenjak adanya pandemi Covid-19, ia harus mencari peluang usaha lain untuk menghidupi ke-12 karyawannya tersebut.
"Dulu Maret sampai Mei itu tidak ada pemasukan. Namun yang benar-benar sama sekali tidak ada pemasukan 2 bulan. Kemudian saya beralih ke usaha kuliner dan produksi masker agar tidak merumahkan karyawannya tersebut. Selain itu juga membantu usaha teman agar laku," katanya.
Dengan beralih usaha tersebut, akhirnya ia mendapatkan sedikit pemasukan di tengah pandemi Covid-19. (TRIBUNJOGJA.COM)