Yogyakarta
Dispertaru DIY Sebut Exit Tol Banyurejo Jadi Kawasan Segitiga Emas Jateng-DIY
Ia mengatakan, ada sekitar 34 hektar lahan sawah yang terdampak dari total bidang 915 bidang lahan yang terdampak di tiga Kecamatan dan tujuh desa di
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Merespons terkait target Izin Penetapan Lokasi (IPL) jalur tol Yogyakarta-Bawen, Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (Dispertaru) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum memberikan kepastian.
Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno mengatakan, proses tol Yogyakarta-Bawen masih cukup panjang.
Disela-sela agenda rapatnya, Jumat (24/7/2020) Krido menegaskan jika tahapan proyek tol tersebut akan terus dilaksanakan.
Ia mengatakan, ada sekitar 34 hektar lahan sawah yang terdampak dari total bidang 915 bidang lahan yang terdampak di tiga Kecamatan dan tujuh desa di Kabupaten Sleman.
• Pakar UGM : Lahan Pengganti Tol Yogya-Bawen Harus Miliki Karakteristik yang Sama
"Masih terus berjalan prosesnya. Kalau untuk sawah yang terdampak sekitar 34 hektar," katanya, Jumat (24/7/2020).
Saat disinggung mengenai keberadaan saluran irigasi, Krido menjamin ketersediaan irigasi yang ada saat ini tidak akan terdampak.
Ia menambahkan, perubahan penetapan IPL dapat saja berubah meski sudah ditetapkan pada akhir tahun ini.
"Tergantung kecepatan penyelesaian pemberkasan dari pemilik tanah yang sah," imbuhnya.
Krido mengungkapkan, Simpang Susun (SS) dan Exit tol Banyurejo merupakan salah satu wilayah Segitiga Emas penopang Ekonomi DIY-Jawa Tengah (Jateng).
• Komisi C DPRD DIY Inginkan Pemda DIY Juga Fokus Infrastruktur Penunjang Jalan Tol Yogyakarta-Solo
Menurutnya wilayah tersebut merupakan titik strategis dalam mendorong perkembangan dan pertumbuhan Ekonomi wilayah DIY.
"Karena letaknya di Barat Daya wilayah DIY yang berdaya saing dengan wilayah Jateng bagian Selatan," sambung Krido.
Saat disinggung menenai peluang akan adanya pembangunan pusat industri di wilayah tersebut, Krido masih enggan memastikan.
Di titik tersebut, kemungkinan besar akan menjadi kawasan penopang pertumbuhan ekonomi di DIY secara otomatis.
Saat ditanya apakah akan berpengaruh dengan harga ganti rugi, pihaknya belum memastikan.
"Memang betul, wilayah di sana sangat strategis. Bisa menjadi penopang ekonomi DIY," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)