Kasus Positif Covid-19 di DIY Melonjak dan Didominasi oleh OTG

Kasus OTG ditemukan tidak melalui pelayanan kesehatan, melainkan saat yang bersangkutan melakukan tes swab mandiri.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
who.int
Berita Update Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Orang Tanpa Gejala (OTG) menduduki prosentase 80-90 persen dari seluruh kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih.

Prosentase OTG tersebut, dijelaskan Berty, diketahui dari lonjakan kasus yang terjadi akhir-akhir ini.

UPDATE Terkini Virus Corona di Indonesia 22 Juli 2020: Bertambah 1.882, Total Positif Capai 91.751

Terjadi Lonjakan Kasus, Ruang Isolasi Covid-19 di Bantul Masih Mencukupi

OTG, lanjutnya, ditemukan tidak melalui pelayanan kesehatan, melainkan saat yang bersangkutan melakukan tes swab mandiri.

Salah satunya untuk keperluan melakukan perjalanan, atau menunjukkan hasil reaktif pada rapid test massal dan mendapati hasil swab positif.

"Ini menunjukkan bahwa di masyarakat kita OTG-nya banyak," urainya, saat menggelar jumpa pers di Kompleks Kepatihan, Rabu (22/7/2020).

Berty mengatakan bahwa kondisi yang terjadi saat ini merupakan fenomena gunung es, di mana yang terlihat di permukaan tidak sebanyak yang berada di bawah.

Ia mencontohkan, untuk OTG ini yakni 10 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di Bantul yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih saat ditemui Tribun Jogja di Dinas Kesehatan DIY, Senin (03/02/2020)
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih saat ditemui Tribun Jogja di Dinas Kesehatan DIY, Senin (03/02/2020) (TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma)

Rinciannya, 2 PPDP yang dinyatakan positif pada 15 Juli 2020 yakni kasus 393 dan 394, disusul pada 21 Juli 2020 sebanyak 8 PPDP dinyatakan positif yakni kasus 453-457 dan 460-462.

Berty menjelaskan bahwa kasus 393 dan 394 diketahui terlebih dahulu karena menjalani skrining terlebih dahulu.

Selanjutnya disusul dengan 8 orang lain yang akhirnya diketahui positif pada 21 Juli 2020.

Adapun hasil tracing kontak kasus 393 menghasilkan kasus lain yakni kasus 223, 444, dan 445.

Sementara hasil tracing kontak kasus 394 yakni kasus 446, 447, dan 448.

"Kemarin banyak yang bertanya 393 ini profesinya apa toh bu? Bayangan teman-teman menularkan. Tapi kita belum bisa menge-judge seperti itu karena harus ada yang namanya analisis dulu. Apakah benar dia yang pertama kali sakit. Kan itu tracing dari komunitasnya dia. Bisa jadi yang postif hari ini adalah indeks kasus. Jadi 393 dan 394 itu adalah satu kesatuan PPDP dari KPU itu," urainya.

BREAKING NEWS : Sri Sultan HB X Buka Kemungkinan Perpanjang Status Tanggap Darurat di DIY

Lonjakan Kasus Baru Covid-19 Jadi Warning Dunia Pariwisata DIY

Berty menjelaskan, selama ini ketika ada OTG maka penanganan yang dilakukan di tiap daerah akan berbeda.

Misalkan untuk PPDP di Bantul, begitu hasil reaktif mereka langsung dimasukkan ke Rumah Sakit Lapangan Bambanglipuro untuk menjalani swab.

"Kalau negatif dipulangkan, kalau positif langsung di situ. Demikian juga yang ada di Gunungkidul kan ada yang namanya Wanagama. Begitu ada reaktif langsung swab," paparnya.

Ia menambahkan bahwa kebijakan yang diambil Pemda DIY adalah memprioritaskan perlindungan terhadap orang-orang dengan risiko tinggi dengan tujuan memutus mata rantai penularan.

"Tetapi untuk pencegahan kita harus eliminasi pada orang-orang risiko tinggi yakni anak-anak, ibu hamil, orang yang punya penyakit bawaan, orang tua. Ini ring yang benar-benar kita lindungi supaya OTG ini tidak menularkan," urainya.

Banyak Faktor

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut buka suara terkait lonjakan penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah DIY.

Menurut Sri Sultan, ada banyak faktor yang memengaruhi kenaikan kasus baru, khususnya lonjakan yang terjadi pada beberapa hari terakhir.

"Swab massal juga bisa, tapi juga (bisa) karena pergi ke luar Yogya pulang bawa penyakit juga bisa," bebernya saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (21/7/2020).

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X (Tribun Jogja/ Kurniatul Hidayah)

Ia pun mengatakan bahwa dengan deteksi awal melalui swab yang sudah berjalan, harapannya transmisi lokal yang akhir-akhir ini mendominasi kasus baru dapat ditekan.

"Harapan kita antar tetangga, antar warga, jangan terjadi dulu. Ngontrolnya susah. Kalau gelem  (mau) pada tinggal di rumah ya sehat. Kalau pergi-pergi risikonya besar. Kalau keluar dari Yogya, masih di Jawa kan semua masih merah. Risikonya kan besar," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved