Update Corona di DI Yogyakarta
30 Ponpes di DIY Telah Izinkan Santrinya Lakukan Pembelajaran Tatap Muka
Protokol kesehatan sudah dimulai dari rumah di mana santri harus menjalani karantina, tidak memakai kendaraan umum, dan berasal dari zona hijau.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perwakilan Pondok Pesantren di DIY beserta Kepala Kantor Perwakilan Kemenag DIY datang ke Kepatihan untuk bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kamis (16/7/2020).
Seusai pertemuan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawir Krapyak Kyai Fairuzi Afikh mengatakan bahwa kedatangan rombongannya bertemu Sultan adalah untuk silaturahim dan berterimakasih atas surat persiapan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di Pondok Pesantren yang diterbitkan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di DIY.
"Kami mendengarkan arahan Sultan yang menyejukan sekali. Maknanya monggo (pembelajaran dimulai) cuma harus menyiapkan protokol," bebernya, ditemui seusai pertemuan di Kompleks Kepatihan, Kamis (16/7/2020).
Adapun untuk protokol kesehatan, dikatakan Fairuzi, sudah dimulai dari rumah di mana mereka harus menjalani karantina, tidak memakai kendaraan umum, dan berasal dari zona hijau.
• BREAKING NEWS : Hari Ini Kasus Baru Covid-19 di DIY Tambah 8 Orang, Total jadi 404
"Dan yang penting pesantren di Yogya yang jumlahnya 197 yang siap 30 ponpes. Dia (30 ponpes) punya karantina, punya tempat sendiri, mempersiapkan protokol. Bahkan Pak Gubernur memerintahkan Dinkes, tolong asupan gizi kepada yang memnbuka pesantren, akan dikirim. Selain itu Sultan ngendika kalau Ponpes ada apa-apa, silahkan ngomong," urainya.
Saat ini, lanjutnya beberapa ponpes sudah mulai menerima kedatangan santri.
Santri yang kembali ke ponpes belum semuanya, namun sebagian.
"Sekarang hanya 15 persen yang ada di pesantren, lainnya pulang. Dari 85 persen yang didatangkan 50 persen dulu, bertahap. Tidak semua. Tidak siap kalau langsung, bertahap," ucapnya.
Sementara itu, Bendahara Asosiasi Ponpes se-DIY M Khairun Marzuqi mengatakan bahwa memang untuk sekolah umum belum diperkenankan tatap muka.
Sejatinya, pembelajaran di ponpes dan sekolah umum dikatakannya berbeda.
"Perlu dipahami bahwa sekolahan umum, anak datang dan pergi. Pesantren itu bermukim di dalam seperti keluarga sendiri, yang perlu diperhatikan dekontaminasi 14 hari ini yang pesantren siapkan betul," ucapnya.
• Sebagian Ponpes Mulai Terima Santri Khusus dari Wilayah Yogyakarta
Kembalinya santri ke ponpes, dijelaskan Khairun juga memiliki dampak positif kepada lingkungan perekonomian sekitar.
"Anak-Anak datang, bisnis di sekitar lingkungan hidup karena kita beli bahan dari masyarakat sekitar," bebernya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di DIY yakni Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X telah mengirimkan surat persyaratan untuk operasional kembali pondok pesantren pada tahun ajaran 2020/2021 ini.