Yogyakarta
Pemanfaatan TIK Vital dalam Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19
Hingga kini, informasi juga disebarkan melalui media sosial Diskominfo DIY maupun Humas Pemda DIY, semisal Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Saat Indonesia pertama kali mengumumkan adanya pasien positif Covid-19 pada Maret 2020, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY menanggapi secara responsif dengan langsung memberitakan hal itu, serta membangun laman web yang bisa menjadi rujukan informasi masyarakat DIY.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Rony Primanto Hari mengatakan sejak saat itu pihaknya menyediakan laman web corona.jogjaprov.go.id yang terus menyajikan informasi terkini Covid-19 di DIY.
Hingga kini, informasi juga disebarkan melalui media sosial Diskominfo DIY maupun Humas Pemda DIY, semisal Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube.
• UPDATE Terkini Virus Corona di Indonesia 15 Juli 2020: Bertambah 1.522, Total Positif Jadi 80.094
“Selanjutnya, kami menginformasikan tip agar seseorang tidak tertular, bagaimana masyarakat di DIY bisa menjaga kesehatan, dan sebagainya. Publikasi-publikasi resmi juga dikeluarkan oleh pemerintah karena terutama saat awal pandemi banyak sekali informasi hoaks, ini membuat masyarakat resah,” ujar Rony dalam live streaming Warta Parlemen Tribun Jogja yang membahas ‘Implementasi ICT sebagai Strategi Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19 di DIY’, Rabu (15/7/2020).
Secara garis besar, lanjut dia, yang telah dilakukan Diskominfo DIY dalam pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) untuk penanganan Covid-19 di antaranya keperluan pendataan, memberikan informasi, menyebarkan publikasi terverifikasi, serta menangkal berita-berita hoaks di masyarakat.
Pada perkembangannya, TIK juga digunakan untuk melakukan tracing dan tracking penyebaran Covid-19.
Satu di antaranya melalui aplikasi Jogja Pass yang dibuat Pemda DIY agar masyarakat dapat melakukan self screening Covid-19 dan menjadi sarana monitoring kolektif.
“Jadi TIK banyak sekali manfaatnya,” imbuh Rony.
Ada 10-15 Berita Hoaks Dalam Sehari
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, Diskominfo DIY juga menjalin kerja sama dengan berbagai komunitas, warganet, hingga Polda DIY dalam rangka menangkal konten-kontek hoaks.
• Disbud DIY: Tidak Semua Dikembalikan ke Wajah Lama
“Kami bekerja sama dengan komunitas-komunitas yang concern menangkal hoaks. Antara lain dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), juga dengan Polda DIY, warganet, dan influencer yang ada di DIY,” bebernya.
Menurut Rony, ada beberapa tipe berita hoaks. Yakni, berita hoaks yang bersifat global, nasional, dan lokal.
“Lokal juga banyak namun tidak sebanyak yang tingkat nasional. Itu dalam sehari ada sekitar 10-15-an,” ungkapnya.
“Hoaks di DIY itu misalnya, oh di sana ada orang yang terkena corona jadi jangan lewat gang itu. Atau ada penjual bakso yang anaknya kena. Itu biar baksonya enggak laku,” sambungnya.
Rony menjelaskan, berita hoaks biasanya menyebar tidak melalui media sosial Instagram dan Facebook, tetapi melalui grup-grup Whatsapp.
“Jangan ikut menyebar kalau belum ada verifikasi. Untuk mengonfirmasi informasi tersebut, bisa hubungi kontak yang ada di corona.jogjaprov.go.id. Jangan lupa saring sebelum sharing,” tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM)