Yogyakarta
Disbud DIY: Tidak Semua Dikembalikan ke Wajah Lama
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan bahwa tidak semua hal yang berkaitan dengan budaya maupun sejarah akan dibangkitkan kembali ke
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pengerjaan proyek Pojok Beteng Lor Wetan serta Pagar Alun-Alun Utara telah mencapai 90 persen dan ditargetkan selesai di penghujung Juli.
Dua proyek tersebut merupakan upaya untuk membangun penanda keistimewaan DIY serta mengembalikan beberapa tempat ke wajah lamanya.
Namun, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan bahwa tidak semua hal yang berkaitan dengan budaya maupun sejarah akan dibangkitkan kembali ke masa sekarang.
Sampai detik ini, proyek dari Dinas Kebudayaan DIY yang bertujuan untuk mengembalikan wajah masa lalu hanya Jokteng Lor Wetan dan Pagar Alun-Alun Utara.
• DPRD DIY Dukung Restorasi Jokteng dan 22 Penanda Keistimewaan Lainnya
"Zaman HB 1 pagarnya beda. Dulu lebih luas lagi. Pagar batu bata. Tapi beberapa literatur di tahun 1983 ada gambar pagar berupa pagar besi, kalau ukuran tidak disebutkan, hanya gambar. Ada orang lewat saja tapi nggak tahu orangnya tinggi atau nggak pada saat itu," bebernya, ditemui di Kompleks Kepatihan, Rabu (15/7/2020).
Disinggung mengenai anggaran sebesar Rp 2,3 miliar yang bersumber dari dana keistimewaan atau Danais, Aris menjelaskan bahwa anggaran tersebut merupakan dana hibah dari Danais yang tetap dikelola oleh Dinas Kebudayaan DIY.
"Kami dengan Keraton tetep diskusi tapi yang melaksanakan Keraton, karena sudah hibah. Prosesnya tetap lelang, ada aturannya. Kalau kita punya Kepres di pemerintah dan di Keraton juga ada pedoman dalam pengadaan barang dan jasa. Prosesnya tetep sama," ucaonya.
Ia mencontohkan, bila di pemerintahan ada urutan dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga desa.
"Desa juga menjadi bagian entitas. Keraton itu paling nggak, minimal seperti desa (proses pengadaannya). Beda caranya," ungkapnya.
Terkait apakah nantinya seluruh permukaan Alun-Alun Utara tidak akan ada rumput lagi dan diganti pasir, Aris mengatakan hal tersebut masih dalam tahap diskusi.
• Pengerjaan Proyek Restorasi Jokteng Sudah Capai 39 Persen
"Belum sampai ke sana. Masih diskusi. Kalau pasir semua juga panas. Tapi ini kita masih diskusi. Namanya Pasir Malelo," urainya.
Pagar tersebut, dijelaskan Aris dilengkapi 3 pagar yang berada di sisi utara, barat, dan selatan atau sisi pagelaran.
Mengenai boleh tidaknya masyarakat umum beraktivitas di dalam Alun-Alun Utara setelah pagar telah selesai sempurna, ia memberikan penjelasan.
"Kalau lari-lari di sekeliling, nggak ada masalah. Di dalam (boleh) atas izin Keraton. Kan halaman (Keraton), kalau halaman rumah kan harus izin (pemiliknya)," bebernya.