Wabah Virus Corona

Prediksi Presiden Jokowi Soal Kapan Puncak Pandemi Virus Corona di Indonesia

Menjawab pertanyaan tersebut, Presiden Joko Widodo memprediksi puncak penyebaran Virus Corona ( COVID-19) di Indonesia

Editor: Rina Eviana
Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan nasional dalam kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Lokasi yang pertama ditinjau untuk menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa tersebut terletak di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Indonesia hingga saat ini masih menghadapi pandemi Virus Corona (COVID-19). Tercatat sejak awal kasus COVID-19 diumumkan 2 Maret 2020 hingga hari ini Senin (13/7/2020) jumlah kasus COVID-19 di Tanah Air sudah mencapai  76.981.

Jika diamati hari ke hari, angka penambahan kasus Virus Corona masih naik turun. Setiap hari masih saja ada penambahan kasus infeksi Virus Corona.

Lalu yang jadi pertanyaan kapan puncak pandemi COVID-19 di Indonesia akan terjadi?

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Menjawab pertanyaan tersebut, Presiden Joko Widodo memprediksi puncak penyebaran Virus Corona (COVID-19) di Indonesia akan terjadi pada Agustus atau September 2020 mendatang.

"Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Presiden Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (13/7/2020), dikutip dari tribunnews.com.

Diketahui, pada Maret 2020 lalu, Presiden Jokowi juga sempat memprediksi bahwa puncak penularan COVID-19 di Indonesia akan jatuh pada bulan Mei, sehingga bulan Juli sudah mulai menurun.

UPDATE Virus Corona di DIY Senin 13 Juli, Tambahan 8 Kasus Baru, Salah Satunya Meninggal Dunia

Namun rupanya prediksi tersebut meleset. Presiden Jokowi kini justru menemukan fakta bahwa kasus baru COVID-19 masih terus bertambah.

Misalnya di DKI Jakarta, positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes dengan orang yang dinyatakan positif COVID-19 melonjak dari empat hingga lima persen menjadi 10,5 persen.

Ia menyebut, prediksi terbaru bahwa pandemi COVID-199 akan mencapai puncaknya pada Agustus atau September ini juga masih bisa berubah.

Hal itu, menurut dia, sangat bergantung dengan kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus COVID-19.

"Kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu, saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," kata dia.

Penjelasan Ilmuwan Tentang Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Orang Tanpa Gelaja

Vaksin lokal diproduksi massal tengah tahun

Ilustrasi vaksin virus corona covid-19
Ilustrasi vaksin virus corona covid-19 (dok.ist/via tribun padang)

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, pemerintah tengah mengembangkan vaksin untuk Covid-19.

Ia mengatakan, calon vaksin lokal itu akan diproduksi secara massal pada pertengahan 2021.

"Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Prof Ali Ghufron Mukti memprediksi, vaksin lokal akan diproduksi massal dan akan tersedia bagi masyarakat Indonesia pertengahan 2021," kata Reisa.

Reisa mengatakan, dari 15 tahapan yang harus dipenuhi, calon vaksin lokal sudah berhasil melalui 8 tahapan dan akan menuju ke tahapan berikutnya dalam waktu yang cukup lama. Menurut dia, vaksin lokal tersebut diprioritaskan diberikan untuk kelompok usia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit penyerta.

UPDATE Virus Corona Kabupaten Gunungkidul Senin 13 Juli 2020, Kasus Positif Tambah 5, Ini Riwayatnya

"Kita yang masuk populasi ini memerlukan sekali perlindungan dari Covid-19 dan upaya ini tidak sendiri," ucap dia.

Selain itu, Reisa mengatakan, ada beberapa jenis calon vaksin yang mulai diuji coba kepada manusia dan beberapa calon vaksin dalam tahap uji klinis.

"Lima calon vaksin di tiga negara yakni di China, 3 di Amerika Serikat dan 2 di Inggris. Dua uji coba dilakukan pada tempat di Australia, Jerman, dan Rusia," kata Reisa.

Jumlah kasus

KESADARAN MENGGUNAKAAN MASKER. Warga menggunakan masker saat beraktifitas di Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (2/7/2020). Keasadaran untuk menggunakan masker saat beraktifitas diluar rumah merupakan salah satu protokol kesehatan yang harus diterapkan oleh warga guna menghindarai paparan persebaran virus Corona.
KESADARAN MENGGUNAKAAN MASKER. Warga menggunakan masker saat beraktifitas di Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (2/7/2020). Keasadaran untuk menggunakan masker saat beraktifitas diluar rumah merupakan salah satu protokol kesehatan yang harus diterapkan oleh warga guna menghindarai paparan persebaran virus Corona. (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Kasus baru Virus Corona penyebab COVID-19 hingga hari ini masih saja bertambah.

Dari data update virus corona yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto dalam konferensi pers dari Graha BNPB di Jakarta pada Senin (13/7/2020) sore, menurut data pemerintah hingga Senin pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.282 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan kini secara akumulasi ada 76.981 kasus COVID-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama yang diumumkan pada 2 Maret 2020.

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia. (Shutterstock via kompas.com)
"Kami dapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.282 orang, sehingga totalnya menjadi 76.981 orang," ujar Yurianto.

Dari jumlah itu, Jawa Timur masih ajdi wilayah dengan penularan COVID-19 tertinggi yakni 16.877 orang sementara DKI Jakarta jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 14.797 orang. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved