Kuliah Peduli Lingkungan Dukung Merdeka Belajar

Sebagai peneliti dan pakar komunikasi lingkungan, Puji juga telah mengkaji secara mendalam tentang bencana di Kabupaten Karo Sumut.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Dosen Ilmu Komunikasi dan Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) Dr Puji Lestari SIP MSi saat memaparkan konsep Sinergitas Komunikasi Lingkungan Partisipatif untuk Membangun Bangsa dalam webinar Kuliah Umum dengan tema Strategi dan Penerapan Komunikasi Lingkungan dari Perspektif Pembangunan, yang digelar oleh Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Teuku Umar (UTU) Aceh, Kamis (9/7/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kerusakan ekosistem bumi menyadarkan kita akan pentingnya peran komunikasi lingkungan dalam menjaga, melindungi, dan mengelola kelestarian lingkungan.

Peristiwa sehari-hari seperti polusi udara, pencemaran limbah plastik, kerusakan terumbu karang, kebakaran hutan, sampai dengan pandemi Covid-19, memerlukan komunikasi lingkungan yang partisipatif dalam menyusun perencanaan yang strategis untuk menghasilkan kebijakan yang efektif.

Dalam prosesnya dibutuhkan produk media, dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan proyek yang diarahkan pada kelestarian lingkungan.

Sekaligus meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk dapat merespon tanda-tanda yang tepat dari lingkungan guna mencegah terjadinya bencana lingkungan atau alam.

Itulah yang disampaikan oleh Dosen Ilmu Komunikasi dan Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY), Dr Puji Lestari SIP MSi, saat memaparkan konsep “Sinergitas Komunikasi Lingkungan Partisipatif untuk Membangun Bangsa".

Dalam webinar Kuliah Umum dengan tema "Strategi dan Penerapan Komunikasi Lingkungan dari Perspektif Pembangunan", yang digelar oleh Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Teuku Umar (UTU) Aceh, Kamis (9/7/2020).

Sebagai peneliti dan pakar komunikasi lingkungan, Puji juga telah mengkaji secara mendalam tentang bencana di Kabupaten Karo Sumut.

Hasil penelitiannya sudah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus.

Tri Dharma Pendidikan, kata Puji, menegaskan bahwa kegiatan pembelajaran mahasiswa haruslah dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.

Hal ini mendorong akademisi membuat program perkuliahan yang mengandung aspek kepedulian lingkungan. Jurusan Ilkom UPNVY sebenarnya juga sudah lama menerapkan program mata kuliah dengan semangat merdeka belajar.

Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas namun juga membuat even peduli lingkungan yang bekerjasama dengan pemerintah, dan melibatkan masyarakat.

"Harapannya bisa lahir sivitas akademika ilmu komunikasi dan humas yang memiliki tanggung jawab sosial, kepekaan, dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitar," ujar Ketua Umum Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi (APJIKI) dua periode (2017-2020, 2020-2023) ini, melalui keterangan tertulis, Senin (12/7/2020).

Menurut Puji, kecendekiawanan seseorang bukan dinilai dari tingginya IPK saja, namun tercermin dari kemampuan dan kreativitasnya dalam mewujudkan sinergitas komunikasi lingkungan yang partisipatif untuk mengatasi berbagai persoalan lingkungan yang ada.

"Prinsipnya, komunikasi lingkungan harus melibatkan partisipasi masyarakat dalam memproduksi, menyalurkan, dan mengimplementasikan pesan melalui berbagai media. Dengan orientasi penyelamatan lingkungan dan pengurangan resiko bencana," ungkap Dewan Pakar Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) ini.

Puji mencontohkan, sebagai dosen komunikasi dia melakukan aksinya membimbing berbagai kelompok mahasiswa yang mengambil mata kuliah Marketing Public Relations (MPR) untuk peduli lingkungan melalui program Breksinergi pada 2016 lalu.

Dengan fokus "Kebijakan Pelestarian Lingkungan di Tebing Breksi", yang dikemasnya dengan metode Design Thinking untuk mengoptimalkan potensi Taman Wisata Tebing Breksi. Bekerjasama dengan Dinpar DIY, Lintas Komunitas Istimewa Peduli Pariwisata, dan warga Sambirejo.

"Salah satu kegiatan Breksinergi adalah Greeneraksi yakni penanaman 300 pohon yang akan manjadi Taman Lintas Komunitas pertama di Indonesia. Donasi dari 47 Komunitas dan masyarakat peduli pariwisata ini, berhasil mengubah lahan yang tadinya gersang dan tandus, berubah menjadi sejuk dan nyaman," terang Puji.

Puji juga membimbing aksi penanaman bibit mangrove dan buah, dan pelepasan satwa di kawasan Pantai Baros, Bantul. Kegiatan Komuni-aksi ini diikuti mahasiswa, puluhan murid dari 15 SMA di DIY, dan didukung Koko dan Cici DIY 2018.

"Aksi komunikasi lingkungan positif yang digelar pada 2018 ini, adalah implementasi dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak agar lebih peduli pada isu pelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem bumi," jelas Puji.

Kemudian 2019, Puji membimbing Mahasiswa PR Ilkom UPNVY untuk mengampanyekan gerakan #WEGAHKRESEK dan menginisiasi program peduli lingkungan bertajuk Mayung Jagad (Memayu Hayuning Jagad) yang berarti memangku kecantikan bumi.

Diikuti oleh 60 peserta dari berbagai sekolah dan kampus, yang mengajak ratusan pengunjung di kawasan Pantai Parangtritis, Bantul, untuk bersama-sama memungut sampah plastik yang bertebaran.

"Melalui aksi sederhana seperti ini harapannya masyarakat bisa mengingat dan meresapi dengan lebih mudah keresahan akibat sampah plastik yang semakin menumpuk. Saya yakin bisa membawa perubahan yang besar untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan menumbuhkan perilaku nyata membuang sampah pada tempatnya," tutur Puji. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved