Ikut Terdampak Pandemi Virus Corona, Omset Pengrajin Pigura di Kota Yogya Turun Drastis
Ikut Terdampak Pandemi Virus Corona, Omset Pengrajin Pigura di Kota Yogya Turun Drastis
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perajin pigura di Kota Yogya merasakan dampak yang luar biasa selama pandemi virus corona.
Para pelaku usaha pigura mengaku selama pandemi virus corona, permintaan dari konsumen mengalami penurunan tajam, hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya.
Salah satu perajin pigura di Jalan Colombo, Yogyakarta, Shella Friash Rahmawati mengaku sejak Maret hingga Juni, omset usahanya terus menurun drastis.
"Penjualan pigura masih menurun, karena pangsa pasarnya seperti mahasiwa, anak sekolah, hingga pigura pernikahan banyak yang tidak berjalan.
Akibatnya, permintaan yang sedikit membuat pendapatan pun menurun," jelas Shella kepada Tribunjogja.com, Minggu (12/07/2020).
Padahal, kata pemilik usaha Ganta Pigura ini, saat kondisi normal, penjualan pigura di tokonya bisa mencapai 300 buah per bulan.
Namun saat pandemi, penjualannya tak tentu dalam sehari paling banyak bisa terjual hingga 3 atau 5 buah.
• Okupansi Mulai Meningkat, Hotel Kelas Melati di Kota Yogyakarta Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
• BREAKING NEWS : Kecelakaan Tunggal, Toyota Supra Nyangkut di Pagar
Adapun, pigura di tokonya dibanderol dengan harga yang bervariasi mulai Rp15 ribu hingga Rp3,5 juta.
Penurunan pendapatan juga dirasakan oleh perajin pigura lainnya, Anom.
Pemilik kios Vidi Pigura ini, penghasilan selama pandemi virus corona mengalami penuruan drastis dibandingkan dengan saat normal.
"Selama pandemi omzet kami masih belum stabil, kalau lagi ramai bisa mendapat keuntungan Rp300 ribu per harinya. Terkadang, satu pun pigura tak laku terjual. Padahal sebelum pandemi, setiap harinya pasti ada yang membeli," terang Anom.
Sementara itu, untuk menekan biaya produksi, Anom hanya memproduksi pigura apabila ada pesanan dari pembeli.
Padahal, pada saat normal ia bisa memproduksi hingga 100 pigura setiap harinya.
"Kalau sekarang mau produksi banyak masih takut. Jadi, menghabiskan persediaan yang ada, saja. Dan, tetap melayani pesanan dari pembeli," pungkasnya. (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)