Pengamat Pariwisata Prediksi Tak Akan Ada Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke DIY Hingga 2021
Hingga tahun ini pergerakan wisman yang akan masuk ke Indonesia diperkirakan masih belum ada, kecuali wisatawan untuk urusan bisnis.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pengamat Pariwisata, Ike Janita Dewi, menyatakan gelombang wisatawan mancanegara (wisman) yang akan bervakansi ke wilayah DIY belum akan terlihat dalam rentang waktu beberapa tahun ke depan, meski penerbangan di Yogyakarta Internasional Airport (YIA) telah dibuka.
Sebab, terdapat kendala teknis hingga kondisi dunia internasional yang belum stabil hingga berimbas pada kunjungan wisman.
"Meskipun penerbangan internasional di YIA telah dibuka, namun saya perkirakan peminatnya masih sepi. Karena sampai saat ini belum ada perjanjian atau kesepakatan bilateral dengan beberapa negara berkaitan dengan dibukanya kembali perbatasan kedua negara," ucap akademisi Universitas Sanata Dharma ini, Jumat (10/7/2020).
Ike menyatakan, kesepakatan bilateral tentang pembukaan perbatasan kedua negara merupakan hal yang sangat penting, di mana warga dari kedua negara bisa langsung melakukan perjalanan tanpa syarat yang ribet.
Jikapun sudah ada, penerbangan luar negeri di saat ini masih didominasi oleh perjalanan bisnis, bukan wisatawan.
"Kalau perjalanan bisnis nampaknya akan sangat terbatas peminatnya," ujarnya.
Hingga tahun ini pergerakan wisman yang akan masuk ke Indonesia diperkirakan masih belum ada, kecuali wisatawan untuk urusan bisnis.
Disebutkan, para wisman baru akan muncul kembali pada semester pertama tahun 2021 mendatang. Itupun hanya bagi wisatawan tertentu.
"Kalaupun sudah ada kunjungan wisman, kemungkinan juga baru wisatawan dari perbatasan. Mereka itu di antaranya seperti Malaysia, Singapura, Timur Leste atau negara ASEAN. Sebenarnya, Australia juga menjadi harapan untuk mengawali wisatawan mancanegara seperti negara ASEAN, namun kini tidak bisa diharapkan lagi," ucapnya.
"Australia kini kan tengah terjadi second wave (gelombang kedua) COVID-19, kemungkinan besar wisatawan dari negeri tersebut belum hadir ke Indonesia," tambahnya.
Sementara, untuk wisatawan leusare atau perjalanan jauh seperti dari Eropa ataupun Amerika, ia memperkirakan belum akan mulai nampak di pertengahan tahun depan.
Terlebih kondisi wabah COVID-19 di dunia yang masih menunjukkan bekum adanya penurunan sehingga penerbangan internasional juga belum akan normal kembali.
Di samping itu, kemungkinan besar negara-negara seperti Tiongkok ataupun juga Italia masih akan membatasi pergerakan warga negaranya terutama untuk berwisata ke luar negeri.
Kemungkinan besar, negara-negara tersebut akan memerintahkan warga negaranya berwisata di dalam negeri terlebih dahulu.
"Tiongkok misalnya, mereka kan juga terdampak COVID-19. Sehingga untuk menggerakkan perekonomian, maka warga negaranya diminta untuk berwisata di dalam negeri saja," terangnya. (*)