Empat Remaja Asal Yogyakarta Bersepeda ke Jakarta Ingin Temui Presiden, Minta Hapuskan Omnibus Law
Mereka berangkat dari Yogyakarta Kamis (9/7/2020) malam sekitar pukul 20.15 WIB dari titik nol kilometer, Yogyakarta.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
"Uang juga tak bawa, hanya botol berisi air putih. Urusan makan nanti gampanglah, pasti ketemu saja orang baik. Yang penting tekad saya kuat, untuk mendesak DPR Supaya RUU Omnibus Law dihapuskan," tuturnya.
Bagi keempat remaja ini, perjalan bersepeda dengan hajat besar seperti saat ini baru dialami pertama kali.
Sepanjang perjalan, Fajar dan teman-temannya juga membagi-bagikan selebaran berupa gagasan penolakan RUU Omnibus Law kepada warga yang melintas.
Rute yang mereka tempuh, yakni dari Jogja-Kulonprogo-Purworejo-Kebumen-Banyumas- Aji Barang-Brebes-Cirebon-Indramayu-Karawang-Bekasi, dan terakhir Jajarta.
"Kami baru akan memulai perjalanan via pantura saat sampai ke Brebes. Targetnya besok pagi harus sampai di Brebes," tegasnya.
Sebagai selingan perbincangan, sesekali Fajar menghisap rokoknya. Candaan riuh terdengar sama-samar nyelethuk dari ketiga kawannya.
Ketika tak mendapat akses untuk menemui wakil rakyat dan juga Presiden, Fajar tak merasa bingung.
Karena ia mengatakan, di Jakarta dirinya juga akan bergabung dengan serikat yang menolak RUU Omnibus Law. Rencananya 16 Juli nanti mereka akan menggelar aksi.
"Ada juga teman-teman di sana yang menunggu. Misinya sama, mendesak supaya RUU Cipta Kerja ini dihapuskan," tuturnya.
Sampai pukul 13.45 WIB mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju Banyumas.
"Harapannya pak presiden mau menemui kami," tegasnya. (*)