Kota Magelang
Data Virus Corona di Kota Magelang dan Pemerintah Pusat Tak Sinkron, Ini Penyebabnya
Data Virus Corona di Kota Magelang dan Pemerintah Pusat Tak Sinkron, Ini Penyebabnya
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG - Data yang dimiliki Gugus Tugas Kota Magelang antara Gugus Tugas Pemerintah Pusat ternyata berbeda.
Data kasus Covid-19 di pemerintah pusat lebih banyak dari data yang dimiliki Gugus Tugas Kota Magelang, dimana data di pusat jumlah pasien yang dirawat mencapai 53 orang.
Setelah dikroscek oleh Gugus Tugas Kota Magelang, ternyata terdapat banyak duplikasi data di Gugus Tugas Pusat.
Nama rumah sakit seperti RSUD Tidar disebut beberapa kali dengan jumlah pasien yang berbeda.
Begitu juga dengan rumah sakit rujukan yang lain di Kota Magelang. D
inkes Kota Magelang pun meluruskan data itu dan mengirimkan data yang sebenarnya kepada Kemenkes Kota Magelang.
Data by name dan address jumlah kumulatif pasien positif yang ada di Kota Magelang berikut PDP dan ODP.
Masalah tersebut sudah disampaikan oleh Gugus Tugas Kota Magelang ke pusat agar segera diluruskan kembali.
"Kita melakukan komunikasi di pusat. Data di pusat kita masih pasien banyak sekali. Data di Gugus Tugas Pusat, pasien kita 53 orang.
Dirawat di berbagai rumah sakit rujukan empat ini.
Saya sudah konfirmasi ke sana. Ada beberapa kelemahan data. Misalnya RS Tidar disebut tiga kali. RST disebut enam kali. RSJ disebut tiga kali. Budi Rahayu tiga kali. Dan masing-masing jumlah pasiennya beda-beda," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dr Majid Rohmawanto, Jumat (10/7/2020).
• BREAKING NEWS : Tak Ada lagi Pasien Positif, Kota Magelang Zero Kasus Corona
• UPDATE Terbaru Kasus Virus Corona di Kota Surabaya dan Jatim, Pasien Positif Tembus Angka 15.466
Majid mengatakan, pihaknya berharap kondisi ini dapat terus bertahan dan tak ada lagi kasus Covid-19 di Kota Magelang.
Seluruh pihak juga diminta tak lengah karena penyebaran Covid-19 masih tinggi di wilayah lain.
Oleh karena itu, masyarakat tetap harus disiplin. Protokol kesehatan harus diterapkan di masa kenormalan baru ini.
"Semua pihak, baik masyarakat maupun aparat untuk menjaga kondisi ini terus menerus sehingga kita nanti memasuki new normal dengan semangat baru dengan menjaga protokol kesehatan dan kedisiplinan.
Semoga kondisi ini bisa terus bertahan.
Tren di wilayah lain masih meningkat dan pasien covid positif itu cenderung pelaku perjalanan dari daerah zona merah, sehingga harus hati-hati. Masyarakat harus disiplin dan semua tak boleh lengah," pungkas Majid.(Tribunjogja/Rendika Ferri Kurniawan)