Yogyakarta

Pemda DIY : Belum Ada Peningkatan Status Merapi

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan belum ada peningkatan status Gunung Merapi.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana 

Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan belum ada peningkatan status Gunung Merapi.

Hal tersebut lantaran pihaknya secara intens melakukan komunikasi dengan pihak BBPTKG DIY dan belum ada pemberitahuan terkait status Merapi yang berbeda dari sebelumnya.

"Kalau terkait kondisi Merapi tentu yang berkompeten BBPTKG. Kita selalu koordinasi, setiap ada perkembangan yang perlu tindak lanjut terutama terkait keselamatan masyarakat. BMKG terkait bagaimana memotret kondisi di atas, kita mengamankan masyarakat. Saat ini status masih sama, tidak ada perubahan yang terlalu drastis," ujarnya di Gedung Pracimasana Kompleks Kepatihan, Kamis (9/7/2020).

Penjelasan BPPTKG Soal Dua Kemungkinan Penggembungan Gunung Merapi Saat Ini

Terkait jalur evakuasi yang banyak rusak di daerah sekitar lereng Merapi, Biwara menjelaskan nantinya menjadi tugas Pemkab untuk melakukan identifikasi dan tindak lanjut untuk memastikan perbaikan jalur evakuasi Merapi.

Sementara itu, untuk antisipasi evakuasi di pengungsian dalam kondisi pandemi, Biwara mengatakan nantinya akan menyesuaikan dengan rencana kontinjensi yang sudah ada.

"Ada desa pendukung, ada tempat yang dijadikan cadangan konsep kontijensi. kalaun kita bicara pandemi adalah kapasitas setiap tempat penampungan. Kalau butuh banyak, kita ke pengungsian di bawah karena memang ada protokol yang harus ditaati. Itu menjadi bagian upaya yang perlu dilakukan agar kesiapsiagaan sesuai dengan kondisi yang sekarang," urainya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan hal yang senada.

Raja Keraton Yogyakarta tersebut menjelaskan bahwa status Merapi tidak naik.

"Merapi itu dulu aktifvitasnya 4 tahun sekali, sekarang lebih dari 4 tahun, 8 tahun baru ada aktivitas. Kan wis bedo," ungkapnya.

Deformasi Gunung Merapi Dinilai Cukup Besar, Terbentuknya Kubah Lava Bisa Jadi Indikator

Ia menambahkan, ketika ada peningkatan aktivitas, Merapi masih mengeluarkan magma dalam jumlah terbatas dan warga lereng Merapi dinilai sudah hafal betul karakter Merapi.

"Selama nggak ada hewan yang mengungsi, selama itu tidak akan ada lava yang turun. Mereka tahu itu. Jadi tidak usah diragukan. Tidak usah ada campaign masalah bencana di Merapi karena mereka sudah tahu," bebernya.

Sultan mengatakan bahwa penduduk lereng Merapi tidak akan menyimpang barang berharga mereka di lemari yang terkunci.

Mereka sudah memiliki perlengkapan termasuk barang berharga yang bisa mereka bawa ketika terjadi erupsi Merapi yang mengharuskan mereka mengungsi.

"Masyarakat sudah tahu itu. Surat berharga seperti surat tanah, emas, atau uang itu mesti dimasukkan kain, ditaleni. Itu yang dibawa pergi, lainnya tinggal. Mereka nggak usah diajari, apalagi yang ngajari orang kota, nggak ngerti. Dia yang lebih ngerti jadi nggak usah khawatir," tegas Sultan.

Selanjutnya, Sultan menekankan bahwa jalur evakuasi ketika Gunung Merapi dalam kondisi waspada, tidak boleh ada yang rusak.

"Memarkir truk saja harus hadap selatan. Nggak boleh utara dan jalan sudah harus bagus. Kecepatan minimal 80 kilometer per jam. Mestinya kan (Pemerintah) Sleman tahu," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved