Jelang Iduladha, Permintaan Daging Sapi di Gunungkidul Menurun
Menjelang Iduladha, penjualan daging sapi di Gunungkidul tetap sepi dari pembeli
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
lihat foto
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Menjelang Iduladha, penjualan daging sapi di Gunungkidul tetap sepi dari pembeli. Hal ini pun juga berdampak pada harga daging yang cenderung stabil hingga saat ini.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul Virgilio Soriano bahkan menyebut harga daging sapi cenderung flat alias rata.
"Kisarannya Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu per kilogram, belum ada peningkatan. Permintaan juga masih belum stabil sampai sekarang," kata Virgilio dihubungi pada Senin (06/07/2020).
Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu penjualan daging sapi ikut terkerek menjelang Iduladha.
Permintaan daging sapi saat ini pun berbeda jauh dengan daging ayam, di mana harganya saat ini juga sedang meroket.
Virgilio menyebut situasi pandemi COVID-19 turut berdampak pada daya beli masyarakat.
• Stok Hewan Kurban di DIY Capai 208 Ribu Ekor
• Tak Sembarangan Hewan Kurban yang Boleh Masuk ke DIY, Ini Syaratnya
Mengingat daya beli terbatas, ketika menggelar hajatan pun upaya penghematan dilakukan, termasuk mengurangi konsumsi daging sapi.
"Itu sebabnya banyak yang sekarang beralih ke daging ayam dengan keterbatasan tersebut," jelasnya.
Selain COVID-19, sebelumnya pasar daging sapi juga sempat terpukul oleh isu antraks.
Meskipun demikian, Virgilio memastikan saat ini isu antraks sudah mereda. Pihaknya pun sudah mengantisipasi dengan melakukan pengecekan rutin ke pasar-pasar.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Waginem, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Argosari, Wonosari. Ia menyebut saat ini penjualan lebih dipengaruhi situasi pandemi COVID-19. (Tribunjogja/Alexander Ermando)
