Jika Warga Tak Ikuti Protokol Kesehatan, Kasus Virus Corona di Amerika Bisa Tembus 100 Ribu Perhari

Jika Warga Tak Ikuti Protokol Kesehatan, Kasus Virus Corona di Amerika Bisa Tembus 100 Ribu Perhari

Editor: Hari Susmayanti
REUTERS/LEAH MILLIS
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, ketika memberikan keterangan pers mengenai perkembangan kebijakan pemerintah soal virus corona dengan Presiden Donald Trump berdiri di sampingnya pada 13 April 2020. 

Borong Remdesivir

Amerika Serikat memborong hampir seluruh persediaan obat Remdesivir, tanpa menyisakan negara lainnya.

Dikutip dari The Guardian, AS membelinya untuk persediaan tiga bulan ke depan tanpa menyisakan untuk Inggris, Eropa, bahkan sebagian besar negara lainnya.

Para ahli khawatir dengan tindakan AS ini dan membayangkan implikasi lebih luas, misalnya saat vaksin tersedia.

Sebab pemerintahan Donald Trump sudah menunjukkan sikap untuk mengalahkan semua negara dan mengamankan pasokan medis untuk AS sendiri.

"Mereka mendapatkan akses ke sebagian besar pasokan obat (dari remdesivir), jadi tidak ada apa pun untuk Eropa," kata Dr. Andrew Hill, seorang peneliti senior.

Remdesivir merupakan obat pertama yang disetujui otoritas AS untuk mengobati penderita Covid-19.

Obat potensial ini diproduksi oleh Gilead dan telah terbukti membantu memulihkan penderita corona lebih cepat.

Adapun 140.000 dosis pertama dikirim untuk uji coba ke seluruh dunia.

Kini pemerintahan Trump telah membeli lebih dari 500.000 dosis.

Dosis sebanyak itu adalah total produksi Gilead untuk Juli dan 90 persen pada Agustus dan September.

"Presiden Trump telah mencapai kesepakatan luar biasa untuk memastikan Amerika memiliki akses ke terapi terotorisasi pertama untuk Covid-19," kata sekretaris layanan kesehatan dan kemanusiaan AS, Alex Azar.

"Sedapat mungkin, kami ingin memastikan bahwa setiap pasien Amerika yang membutuhkan remdesivir bisa mendapatkannya."

"Administrasi Trump melakukan segala daya kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang terapi penyelamatan jiwa untuk Covid-19 dan mengamankan akses ke opsi ini untuk rakyat Amerika," tambahnya.

Remdesivir sebenarnya diperuntukkan mengobati Ebola, sayangnya tidak berhasil.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved