Kronologi Warga di Bengkulu Terlibat Baku Hantam dengan Perangkat Desa karena Masalah BLT
Kronologi Warga di Bengkulu Terlibat Baku Hantam dengan Perangkat Desa karena Masalah BLT
Camat Ilir Talo Nopetri Elmanto mengatakan ada 290 kepala keluarga di desa tersebut.
Sebanyak 100 KK adalah penerima BLT dana deda dan 114 KK peenrima bantuan dari Dinas Sosial.
Sementara sisanya, 76 dinyatakan mampu dan berkecukupan.
Menurut Nopetri adalah 30 KK yang dicoret dari daftar penerima karena tergolong sebagai masyarakat yang mampu.
Dari 30 KK yang dicoret, sebanyak 25 KK melayangkan protes hingga terjadi insiden baku hantam di balai desa.
"Kami akan menurunkan tim dari kecamatan mengecek langsung ke 25 KK tersebut bila memang dianggap tidak layak maka akan kami coret," jelas Nopetri.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Talang Panjang Naidi Abran mengatakan, puluhan warga yang protes itu dicoret dari daftar penerima BLT karena masuk kategori mampu.
Menurut Naidi, warga yang protes itu sebagian besar memiliki mobil dan motor.
Beberapa di antara mereka juga ada yang dikenal sebagai tauke sawit.
"Mereka protes itu rata-rata punya mobil, motor, ada juga tauke sawit jadi wajar mereka tidak diberikan BLT," ungkap Naidi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baku Hantam dan Kisruh Pembagian BLT di Balai Desa