Kronologi Warga di Bengkulu Terlibat Baku Hantam dengan Perangkat Desa karena Masalah BLT

Kronologi Warga di Bengkulu Terlibat Baku Hantam dengan Perangkat Desa karena Masalah BLT

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
Baku hantam warga karena tidak mendapatkan BLT 

TRIBUNJOGJA.COM, SELUMA - Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Desa Talang Panjang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu berubah menjadi arena baku hantam antara perangkat desa dengan warga.

Baku hantam tersebut dipicu protes warga yang namanya dicoret dari daftar penerima bantuan.

Dua orang terluka dalam kejadian tersebut hingga harus mendapatkan perawatan medis.

Kejadian ini bermula saat sekelompok warga datang ke kantor balai desa setempat pada Jumat (26/6/2020) lalu.

Warga datang ke balai desa untuk melayangkan protes karena namanya dicoret dari daftar penerima bantuan.

Di saat bersamaan, perangkat desa sedang membagikan BLT di balai desa kepada warga penerima.

Warga yang protes kemudian meminta pembagian BLT tersebut dihentikan.

Mereka kemudian menyerang perangkat desa yang sedang bekerja.

Sempat terjadi baku hantam antara perangkat desa dengan warga.

Akibatnya dua warga terluka. Mereka pun segera diobati oleh pihak desa.

Setelah peristiwa tersebut, perangkat desa melakukan rapat dengan pihak kepolisian dan diputuskan pembagian BLT dihentikan sementara sampai pendataan ulang selesai dilakukan.

Sementara itu warga desa dan perangkat desa yang terlibat baku hantam juga sudah berdamai.

Warga juga berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

"Warga telah berdamai dan berjanji akan rukun kembali, telah dilakukan mediasi di mapolsek," jelas Kapolsek Talo Iptu Sobri.

BREAKING NEWS : Pekerja Toko Besi Terpental Tersengat Listrik, Lalu Jatuh dari Lantai 3

Uang di Laci SPBU Mlati Sleman Berceceran, Petugas Curiga, Ternyata Pria Ini Pencurinya

76 kepala keluarga dianggap mampu

Ilustrasi uang
Ilustrasi uang (tribunnews via grid)

Camat Ilir Talo Nopetri Elmanto mengatakan ada 290 kepala keluarga di desa tersebut.

Sebanyak 100 KK adalah penerima BLT dana deda dan 114 KK peenrima bantuan dari Dinas Sosial.

Sementara sisanya, 76 dinyatakan mampu dan berkecukupan.

Menurut Nopetri adalah 30 KK yang dicoret dari daftar penerima karena tergolong sebagai masyarakat yang mampu.

Dari 30 KK yang dicoret, sebanyak 25 KK melayangkan protes hingga terjadi insiden baku hantam di balai desa.

"Kami akan menurunkan tim dari kecamatan mengecek langsung ke 25 KK tersebut bila memang dianggap tidak layak maka akan kami coret," jelas Nopetri.

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Talang Panjang Naidi Abran mengatakan, puluhan warga yang protes itu dicoret dari daftar penerima BLT karena masuk kategori mampu.

Menurut Naidi, warga yang protes itu sebagian besar memiliki mobil dan motor.

Beberapa di antara mereka juga ada yang dikenal sebagai tauke sawit.

"Mereka protes itu rata-rata punya mobil, motor, ada juga tauke sawit jadi wajar mereka tidak diberikan BLT," ungkap Naidi.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baku Hantam dan Kisruh Pembagian BLT di Balai Desa

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved