Gara-gara Pesanan Sepeda Kreuz Membeludak, Pembuat Sampai Takut Pegang Handphone
Ya, selama ini kehadiran Kreuz hanya dikenal di kalangan komunitas pecinta sepeda melalui platform media sosial, dan bukan media arus utama.
Namun dia tak memiliki banyak pilihan, dan harus tetap menjawab pesan-pesan tersebut.
Akhirnya, ia menjawab satu per satu chat yang didominasi pesanan sepeda itu. Setelah para calon pembeli membayar uang muka sebesar 50 persen dari harga Rp 3,5 juta per set frame, daftar order pun kian memanjang.
“Karena order membludak, saat list pesanan sudah sampai di September 2021, pesanan via WhatsApp kami tutup,” ungkap dia.

Pemesanan pun hanya diterima di lokasi pembuatan di Bandung. Hal tersebut lantas membuat banyak orang berdatangan ke pabriknya.
Pantauan Kompas.com, selama dua jam di sana, sedikitnya ada tujuh tamu yang diterima Yudi.
Rata-rata, mereka melakukan pemesanan. Menurut Yudi, tamu yang datang ke tempatnya silih berganti. Ada kalanya, tamu berdatangan hingga pukul 21.00 WIB.
• Cerita Lucu Pesepeda Naik Sepeda Brompton Mahal Disangka KREUZ Made in Bandung
• Perkenalkan, Ini KREUZ Sepeda Brompton Made in Bandung yang Laris Manis. . .
Bahkan, salah satu pegawai Yudi mengaku, ketika jam menunjukkan pukul 21.00 WIB dan tamu tidak terlihat, ia buru-buru menutup Kreuz.
"Dia khawatir, akan ada lagi tamu yang datang," cetus Yudi.
Kini, untuk menjawab tingginya permintaan, Kreuz menambah jumlah pegawai dan rekanan industri rumahan.
Dari awalnya berjumlah 30-an orang menjadi 160-an.
Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring berkembagnya nama Kreuz di mata publik.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curhat Pembuat Sepeda Kreuz, Banjir Order Sampai "Takut" Pegang HP"