Update Corona di DI Yogyakarta
Rapid Tes di Bantul Sasar 8 Ribu Pedagang Pasar Tradisional
Pemkab Bantul terus menggalakkan pemeriksaan Rapid Diagnostik Tes (RDT) untuk menekan penularan covid-19.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Kesehatan terus menggalakkan pemeriksaan Rapid Diagnostik Tes (RDT) untuk menekan penularan covid-19.
Setelah sebelumnya pemeriksaan terhadap karyawan DM Piyungan, kini pemeriksaan kembali dilakukan, di pasar tradisional Bantul.
Ada ratusan pedagang pasar Bantul, dimulai pada Rabu (25/6/2020) pagi, menjalani pemeriksaan.
Mereka satu persatu diambil sampel darahnya untuk dilakukan pengujian.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Rahardjo menyampaikan, berdasarkan hasil verifikasi dari Dinas Perdagangan, jumlah pedagang yang sehari-hari berjualan di pasar Bantul totalnya ada 700 orang.
• Bantul Jadi Satu-satunya Kabupaten di DIY yang Gelar Uji Swab Massal, Ini Target Sasarannya
Semuanya akan dilakukan pemeriksaan.
Namun secara bertahap karena keterbatasan sumberdaya manusia. Pemeriksaan dibagi dalam dua hari.
"Hari ini pemeriksaan untuk 350 pedagang. Besok, kita lanjutkan 350 lagi," ucap Agus, ditemui di pasar Bantul.
Menurut dia, selain di pasar tradisional Bantul, pemeriksaan juga akan terus berlanjut dengan sasaran semua pedagang di pasar-pasar tradisional lain.
Seperti di pasar Jaten Ngestiharjo dan pasar Ngipik di Kecamatan Banguntapan.
Ia menargetkan, nantinya semua pedagang pasar tradisional se-kabupaten Bantul dapat menjalani pemeriksaan RDT.
Total Jumlahnya, sekitar 8 ribu pedagang.
Masing-masing akan menjalani pemeriksaan RDT dua kali dengan jarak 7 - 10 hari, sehingga total 16 ribu alat yang dibutuhkan.
Pemeriksaan antibodi tersebut, rencananya akan dilaksanakan secara bertahap, dalam kurun waktu satu bulan ke depan.
• Mayoritas Pasien Covid-19 Klaster Pedagang Ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta Sembuh
"Pedagang pasar yang sudah terverifikasi, ada sekitar 8 ribu pedagang. Rencananya akan dirapid semua. Kita bekerja keras," ucap Agus.
Selain rapid tes, Dinas Kesehatan juga menggelar tes swab secara massal dengan sasaran para pelaku perjalanan, dan tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Perdagangan Bantul, Sukrisna Dwi Susanta, mengatakan pemeriksaan RDT untuk pedagang pasar, pihaknya hanya sebagai fasilitator dan mengusulkan.
Sementara yang menentukan sekaligus pihak penyelenggara pemeriksaan, sepenuhnya kewenangan dari Dinas Kesehatan.
Menurut dia, ada 3 pasar yang akan didahulukan untuk menjalani pemeriksaan, yaitu Pasar Bantul, Pasar Jaten dan Pasar Ngipik.
Pertimbangannya, pasar tersebut berada di lokasi yang rawan penularan virus corona jenis baru.
Mengingat ketiga pasar tersebut, banyak pembeli dan distributor yang berasal dari luar wilayah.
Sukrisna sendiri sangat mendukung apabila Rapid tes nantinya bisa terus berlanjut dan menyasar terhadap semua pedagang di semua pasar tradisional yang ada di Bantul.
Menurut dia, jumlah semua pedagang pasar tradisional di Bantul sebenarnya ada 11.186 pedagang.
• Tekan Penularan Covid-19, Pemkab Bantul Gencar Tes Swab dan Rapid Tes Massal
Pihaknya telah mengusulkan sekitar 2.000 pedagang untuk dirapid.
"Tetapi apabila alat di Dinas Kesehatan ketersediaannya ada, akan kami usulkan lagi," ucap Sukrisna.
Beberapa pedagang pasar tradisional yang nantinya akan segera diusulkan untuk menjalani pemeriksaan RDT adalah Pasar Niten Sewon dan Pasar Jejeran di Pleret.
Dari pantauan Tribunjogja.com di lokasi, pemeriksaan RDT hari pertama di pasar tradisional Bantul disambut antusias oleh para pedagang.
Bahkan, sempat terjadi kerumunan karena pedagang langsung berebut agar dapat mengantre di urutan pertama.
Beruntung, petugas dari kepolisian, Satpol-PP dan petugas kesehatan langsung dapat membubarkan kerumunan sehingga para pedagang kembali antre untuk dapat menjalani pemeriksaan.
Seorang pedagang, Rugiyem mengatakan, dirinya sangat menyambut baik terselenggaranya pemeriksaan rapid tes untuk para pedagang pasar.
Sejauh ini, Ia mengaku baru pertama kali melakukan pemeriksaan untuk covid.
• Persiapan New Normal, Hotel dan Restoran di Bantul Simulasikan SOP Protokol Kesehatan
"Baru pertama ini saya rapid," ucap dia.
Perempuan berusia 58 tahun itu, mengatakan selama masa pandemi, penjualan di pasar tradisional Bantul mengalami penurunan drastis.
Bahkan, dirinya yang setiap hari berjualan pakaian, omzetnya merosot sampai 80 persen.
Sebab itu, dirinya berharap wabah pandemi segera berakhir sehingga penjualan kembali meningkat.
Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono menyampaikan, pemeriksaan RDT bagi pedagang dilakukan untuk mencegah penularan covid sebagai persiapan menyongsong fase new normal.
Orang nomor satu di Bumi Projotamansari itu berharap semua pedagang pasar non reaktif sehingga aktivitas kembali normal.
"Tanggal 1 Juli kita persiapan normal lagi. Tetapi memang harus mengikuti protokol kesehatan," ujar Suharsono. (TRIBUNJOGJA.COM)