Industri K-Pop Meminta Dukungan Keuangan dari Pemerintah dan Panduan Khusus Gelar Konser
Sejauh ini, Hallyu telah membawa nama Korea Selatan terkenal di mancanegara. Namun kemudian, karena epidemi virus corona melanda negeri ginseng
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM, SEOUL - Sejauh ini, Hallyu telah membawa nama Korea Selatan terkenal di mancanegara. Namun kemudian, karena epidemi Virus Corona melanda negeri ginseng, banyak yang memperkirakan industri K-Pop juga akan terkena pukulan besar.
Tur di seluruh dunia ditunda, rilis musik yang ditunggu-tunggu ditunda. Berbagai pertunjukan, seperti fan meeting, dibatalkan.

Menurut Asosiasi Industri Label Rekaman Korea, total 211 konser dibatalkan dari Februari hingga April, menimbulkan kerugian hampir 63,32 miliar won (USD 51,6 juta).
Minggu lalu, orang-orang yang terlibat dalam industri K-Pop mengikuti pertemuan meja bundar dengan Menteri Kebudayaan Korea Selatan, Park Yang Woo.
Mereka membahas kesulitan keuangan yang mereka hadapi karena pandemi Virus Corona.
Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan untuk mendengarkan tantangan yang dihadapi perusahaan hiburan.
Selain itu, pemerintah membahas kesiapan mengatur agenda untuk memperluas Hallyu Wave di era pasca-Virus Corona.

Delapan eksekutif senior perusahaan K-pop termasuk SM Entertainment, JYP Entertainment, Big Hit Entertainment, FNC Entertainment dan Starship Entertainment berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
• Belum Bisa Konser, BTS Bantu Para Kru yang Kehilangan Pendapatan dan Terdampak COVID-19
Perusahaan K-Pop terutama menyoroti kesulitan yang berasal dari pembatalan konser, kata kementerian itu.
YG Entertainment mengkonfirmasikan bahwa mereka telah membatalkan beberapa konser, termasuk tiga konser boyband Winner di Singapura dan Korea pada bulan Februari dan konser di delapan kota Korea oleh duo AKMU pada bulan Februari dan Maret.
"Sejak Februari, semua konser dibatalkan (karena COVID)," kata seorang pejabat YG Entertainment kepada The Korea Herald.

Dengan situasi yang tidak ada bedanya untuk perusahaan hiburan lain seperti SM Entertainment, JYP Entertainment dan Big Hit Entertainment, perusahaan meminta Kementerian Kebudayaan untuk memberikan pedoman khusus untuk mengadakan konser offline selama paruh kedua tahun ini.
Sebagai tanggapan, kementerian mengatakan bahwa saat ini sedang meninjau beberapa langkah yang akan memungkinkan perusahaan untuk mengadakan konser kecil di empat kota di luar Seoul.
Daerah itu adalah Gangneung di Provinsi Gangwon, Jeonju di Provinsi Jeolla Utara, Mokpo di Provinsi Jeolla Selatan dan Andong di Provinsi Gyeongsang Utara yang dipilih sebagai pusat pariwisata.

Kementerian Kebudayaan mengatakan mereka akan membuat keputusan akhir setelah berdiskusi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.