Dusun Cibuk Kidul, Destinasi Alternatif Jalur Gowes nan Asri di Pinggiran kota Jogja

Sebuah selokan di RT 04/22 Dusun Cibuk Kidul, Desa Margoluwih disulap jadi tempat memelihara ikan nila.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Hari Susmayanti
Seorang warga Cibuk Kidul Sleman, Supardal, tengah memberi makan ikan di selokan bersama salah seorang anak kecil, Minggu (21/6/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bersepeda alias gowes kini sudah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat di sejumlah kota di Indonesia, termasuk Yogyakarta.

Hampir setiap hari, jalanan di kota Yogyakarta dipenuhi para pesepeda atau goweser.

Bahkan saat akhir pekan, para goweser memenuhi jalanan utama di kota Yogyakarta.

Mulai dari kawasan Tugu, jalanan Malioboro hingga Alun-alun Utara.

Namun tak hanya di kawasan perkotaan saja, banyak alternatif jalur untuk bersepeda.

Menjamur di Yogyakarta, Ditlantas Polda DIY Minta Pesepeda Tertib Lalu Lintas

Arti Kreuz Sepeda Buatan Bandung yang Kini Laris Manis Bahkan Inden Hingga 2021

Salah satunya di kawasan perdesaaan Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman.

Desa yang terletak di sisi barat kota Yogyakarta ini dapat ditempuh melalui jalan Godean.

Kira-kira berjarak 11 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Di wilayah ini, sebagian besar masih berupa areal persawahan yang subur. Suasananya pun masih sangat asri.

Tak hanya itu, di tempat ini juga banyak kolam ikan yang dikelola oleh warga.

Bahkan, selokan di RT 04/22 Dusun Cibuk Kidul, Desa Margoluwih disulap jadi tempat memelihara ikan nila.

Ribuan ikan dipelihara di selokan sepanjang kurang lebih 200 meter.

Ikan-ikan nila yang dipelihara oleh warga ini sangat jinak.

Ikan-ikan akan langsung mendekat jika kita menaburkan pakan.

Seorang warga Cubuk Kidul Sleman, Supardal, tengah memberi makan ikan di selokan bersama salah seorang anak kecil, Minggu (21/6/2020)
Seorang warga Cibuk Kidul Sleman, Supardal, tengah memberi makan ikan di selokan bersama salah seorang anak kecil, Minggu (21/6/2020) (Tribun Jogja/ Hari Susmayanti)

Airnya pun sangat jernih sehingga tempat ini bisa menjadi alternatif bagi warga untuk berwisata, termasuk bagi para goweser.

Seorang warga sekitar, Supardal, mengaku selokan yang ada di RT 04 RW 22 Dusun Cibuk Kidul ini mulai dikembangkan untuk budi daya ikan sejak setahun terakhir.

"Idenya itu bermula dari keprihatinan warga karena selokan banyak sampah. Warga kemudian berinisiatif untuk menjadikan selokan sebagai tempat memelihara ikan," katanya saat ditemui Tribunjogja.com pada Minggu (21/6/2020) pagi.

Menurut Supardal, awalnya warga RT 04 mengeluarkan iuran sebesar Rp200 ribu untuk pembuatan saringan, pembelian benih dan pakan.

Setelah itu warga melakukan kerja bakti memasang saringan agar ikan tidak keluar dari selokan.

Sejak diubah menjadi tempat memelihara ikan, kata Supardal, sampah yang biasanya memenuhi selokan berkurang drastis.

Bahkan kebiasaan warga yang membuang sampah sembarangan sudah berkurang.

"Dulu banyak sampah pampers, tapi sekarang sudah tidak ada," jelasnya.

Tahap Uji Coba, 4 Destinasi Wisata di Gunungkidul Akan Dibuka Secara Terbatas

Dinas Pariwisata Bantul Rancang Sistem E-Ticket untuk Retribusi Destinasi

Selokan sepanjang kurang lebih 200 meter ini menurut Supardal juga menjadi salah satu destinasi wisata bagi warga.

Biasanya banyak warga yang datang ke kampungnya untuk melihat ikan yang ada di selokan.

Tak hanya melihat, wisatawan atau warga yang datang bisa memancing sepuasanya dengan tarif Rp30 ribu perkilogram.

"Kalau mancing harganya Rp30 ribu perkilogram, tapi kalau beli borongan harganya Rp27 ribu perkilogram,"jelasnya.

Sejak diubah jadi tempat memelihara ikan, imbuhnya, warga kini bisa mendapatkan tambahan pemasukan. Selain itu, selokan yang dulunya banyak sampah mulai bersih. ( tribunjogja.com / has )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved