Wabah Virus Corona

Kabar Baik, Vaksin Virus Corona yang Dikembangkan Kalbe Farma Mulai Uji Klinis, Kerja Sama Korea

Proses uji klinis fase pertama sudah dimulai pada bulan Juni 2020 ini di Korea Selatan.

Editor: Rina Eviana
dok.ist/via tribun padang
Ilustrasi vaksin virus corona covid-19 

Mengembangkan vaksin saja sudah merupakan hal yang sulit, namun memproduksinya secara massal akan jauh lebih sulit, menurut Profesor Jonathan.

"Sesungguhnya, tidak ada pabrik yang dapat memproduksi miliaran dosis. Sehingga akan ada tahapan yang harus dilalui dan akan ada orang-orang yang lebih dulu menggunakannya."

Para ahli berpendapat vaksin ini seharusnya digunakan terlebih dahulu oleh anggota masyarakat yang termasuk dalam kategori rentan.

"Tidaklah sulit untuk mengetahui siapa kelompok golongan rentan ini. Umumnya adalah generasi tua dan orang-orang yang menderita penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi," kata Profesor Jonathan.

"Dan pekerja di bidang essential (atau penting), militer, polisi, pemadam kebakaran. Barulah setelah itu orang-orang lain."

Menurut pernyataan dari Departemen Kesehatan Australia, percakapan tentang penentuan kelompok yang diprioritaskan dan bagaimana cara menyalurkan vaksin masih berlangsung.

"Seiring bermunculannya dengan kandidat vaksin yang menjanjikan, keputusan tentang pelaksanaan program imunisasi nasional (di Australia) akan ditentukan oleh Kabinet Nasional, berdasarkan anjuran dari Komite Pimpinan Perlindungan Kesehatan Australia," bunyi pernyataan tersebut.

"Keputusan akan dibuat berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang ada, analisa risiko pada kelompok rentan secara relatif, dan juga persediaan vaksin di waktu tertentu."

Akankah ada elitisme?

Professor Jonathan meyakini negara-negara 'elit' adalah yang akan terlebih dahulu mengakses vaksin ketika sudah mulai beredar.

"Negara kelas atas — mereka ada di posisi terbaik. (Semuanya akan) mengikuti di mana uang berada," kata dia.

"Sudah mulai terlihat yang namanya nasionalisme vaksin dan hal ini cukup meresahkan."

"Idealnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menetapkan pedoman yang dapat berlaku secara global, namun, menurut perkiraan saya, hal ini tidak akan terjadi sekarang," kata dia, merujuk pada hubungan Presiden AS Donald Trump dengan organisasi tersebut yang kurang baik.

Thomas mengatakan dunia sudah belajar dari kejadian di tahun 2009, di mana "negara kaya" membeli vaksin H1N1 atau flu babi, sehingga menelantarkan "negara miskin".

"Ini adalah sesuatu yang memicu pertumpahan darah," kata dia.

"Menurut saya kini sudah muncul pemahaman bahwa kita harus mengutamakan unsur solidaritas global." (*)

====

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Covid-19 Kalbe Farma Mulai Diuji Klinis, Kerja Sama dengan Korea Selatan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved