Satpol PP Bantul Siap Tindak Tegas para Pesepeda yang Padati Objek Wisata Tanpa Protokol Kesehatan
Sejumlah objek wisata di Bumi Projotamansari Bantul belum sepenuhnya dibuka secara resmi untuk umum.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Beberapa objek parwisata di Kabupaten Bantul menjadi tujuan para pesepeda dari berbagai daerah selama akhir pekan lalu.
Terang saja, hal tersebut menjadi perhatian khusus Satpol PP setempat, untuk melakukan upaya penertiban di tengah pandemi Covid-19 ini.
Kasatpol PP Kabupaten Bantul, Yulius Suharta, mengatakan terdapat kesalahpahaman di tengah masyarakat, mengenai new normal, yang sejauh ini sedang digodong pemerintah.
Apalagi, sejumlah objek wisata di Bumi Projotamansari belum sepenuhnya dibuka secara resmi untuk umum.
"Padahal, new normal ini kan sebuah tatanan baru, yang tetap mengedepankam protokol kesehatan. Jadi, ya harus tetap menggunakan masker, jaga jarak, kemudian rajin cuci tangan, atau memakai hand sanitizer ya, setelah selesai beraktivitas," katanya, Senin (15/6/2020).
• Diduga Kelelahan, Seorang Goweser Asal Bantul Meninggal di Kulon Progo
• Pelaksanaan Keagamaan Rumah Ibadah di Bantul Diatur Berdasar Zona
Para goweser Yogyakarta tampaknya memilih destinasi alternatif di Bantul, setelah Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengancam akan menutup kawasan Malioboro, karena terjadi kerumunan di titik nol kilometer Kota Yogya, tanpa mematuhi protokol kesehatan tempo hari.
Yulius mengaku mendapat laporan terkait kondisi deretan objek wisata di Bantul yang dipadati pesepeda pada Sabtu dan Minggu silam.
Walaupun belum secara menyeluruh, pihaknya sudah mendatangi beberapa destinasi, untuk mensosialisasikan mengenai protokol kesehatan.
"Beberapa titik yang kemarin kita pantau antara lain Taman Paseban, lalu jalanan di kota, serta objek-objek wisata ya. Titik-titik tersebut memang rawan terjadi kerumuman, khususnya saat akhir pekan," terangnya.

Bersama jajaran TNI-Polri, pihaknya akan terus melakukan langkah tersebut, untuk melakukan edukasi pada pesepeda yang berkerumun di ruang-ruang publik.
Bahkan, langkah pembubaran pun bisa jadi akan diterapkan, seandainya mereka tetap mengabaikan protokol kesehatan.
"Ya, tindakan pembubaran akan dilakukan jika tetap nekat tidak melaksanakan protokol kesehatan. Apalagi destinasi wisata di Bantul ini belum resmi dibuka dan masih dalam tahap sosialisasi new normal," ungkap Yulius.
• Ramai Diserbu Pembeli, Harga Sepeda di Kota Yogya Naik hingga 30 Persen
• Harga Sepeda Brompton Edisi Warna Baru 2020, Red, Graphite Metallic dan Orange
Salah satu pemilik rumah makan di sentra kuliner seafood Pantai Depok, Bantul, Dardi Nugroho pun mengakui, selama weekend lalu, jumlah pengunjung mengalami peningkatan signifikan.
Bahkan, tambahnya, sebagian besar wisatawan tersebut merupakan rombongan pengayuh sepeda.
"Akhir-akhir ini yang datang ke (Pantai) Depok memang paling banyak dari rombongan pesepeda ya. Ada yang pas pulang itu sepedanya dinaikkan ke truk, pick up, atau mobil pribadi," terangnya. (*)