Mengapa Biaya Tes PCR Mahal? Berikut Penjelasannya
Metode tes PCR menjadi satu di antara upaya untuk melakukan skrining covid-19, selain rapid diagnostic test (RDT) dan Tes Cepat Molekuler (TCM)
TRIBUNJOGJA.COM - Tes Polymerase chain reaction (PCR) merupakan salah satu metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi virus corona.
Metode tes PCR menjadi satu di antara upaya untuk melakukan skrining covid-19, selain rapid diagnostic test (RDT) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Namun dibanding rapid test, biaya tes PCR ini terbilang jauh lebih mahal.
Lantas, apa sebenarnya tes PCR dan mengapa harganya mahal?
• Rapid Test Acak Akan Digelar di 3 Titik Kawasan Malioboro
• Hasil Rapid Test COVID-19 Reaktif Belum Tentu Positif Virus Corona
Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan tes PCR bertujuan untuk memeriksa ada atau tidaknya RNA virus corona penyebab Covid-19.
Selain PCR, ada juga Tes Cepat Molekuler (TCM) di mana metode pemeriksaannya menyasar ke RNA atau molekuler.
Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat usap melalui hidung.
Selain dari hidung, sampel cairan tubuh untuk tes ini juga dapat diambil dari dahak.
Tonang menjelaskan, metode TCM dan PCR jika dibandingkan dengan rapid test adalah hasilnya yang lebih cepat diketahui.
"Sama-sama metode PCR. (PCR dan TCM) sama-sama memeriksa ada tidaknya RNA virus Covid.

Bedanya, waktu cepat dan kapasitas terbatas," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/6/2020).
Namun, karena pertimbangan waktu yang cepat, TCM juga dapat disebut Rapid Test Molekuler.
"Jadi, PCR itu memeriksa RNA Virus. Tes Antigen memeriksa protein virus. Tes antibodi, memeriksa protein yang dihasilkan tubuh karena bereaksi dengan antigen virus. Mana lebih akurat, masing-masing ada tempatnya," ujar Tonang.
Menurutnya, tes PCR dan tes Antigen dilakukan untuk fase akut, di mana tubuh masih ada virus.
Sementara, tes antibodi untuk fase lanjut atau 1-2 pekan setelah terjadi infeksi.