Kronologi 2 ABK Asal Indonesia Nekat Lompat ke Laut dari Kapal Ikan China, Tak Digaji 5 Bulan
Kronologi 2 ABK Asal Indonesia Nekat Lompat ke Laut dari Kapal Ikan China, Tak Digaji 5 Bulan
TRIBUNJOGJA.COM - Dua anak buah kapal (ABK) asal Indonesia nekat melompat dari atas kapal ikan berbendera China di Perairan Selat Malaka karena tak tahan dengan kekerasan yang dialaminya.
Dua ABK tersebut diketahui Andry Juniansyah dan Reynalfi.
Keduanya melompat dari atas kapal ikan berbendera China, Lu Qing Yuan Yu 901 pada Jumat (5/6/2020).
Berdasarkan keterangan Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia, diketahui bahwa kedua ABK yang melompat dari kapal pada Jumat (5/6/2020), bernama Andry Juniansyah dan Reynalfi.
DFW-Indonesia menerima laporan dari istri Andry pada Minggu (7/6/2020).
Koordinator Nasional DFW-Indonesia Moh Abdi Suhufan mengatakan, Andry tak pernah menerima gaji selama bekerja lima bulan di kapal sejak Januari 2020.
"Selama periode tersebut, korban belum pernah menerima gaji dan selama bekerja sering mendapatkan intimidasi, kekerasan fisik dari kapten dan sesama ABK asal China,” kata Abdi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, Andry diberangkatkan ke Singapura dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, pada 24 Januari 2020.
Andry dan rekan-rekannya, kata Abdi, dijemput oleh seorang agen bernama Ethan Lee dari perusahaan SU di Bandara Changi.
Mereka kemudian diantar untuk bekerja di kapan ikan asing.
"Ketika di Singapura mereka mendapat arahan agen bahwa sambil menunggu ke Korea mereka akan dipekerjakan dulu di kapal ikan,” ujarnya.
"Mereka kemudian diantar dengan boat menuju Kapal Lu Qiang Yu 213, dan kemudian dipindahkan ke Kapal Lu Qian Yuan Yu 901 yang melakukan operasi penangkapan ikan di Samudera Hindia,” imbuh dia.
Abdi menambahkan, masih terdapat 12 ABK Indonesia lainnya di Kapal Lu Qian Yuan Yu 901.

• Indonesia Kembali Berduka, Dokter Miftah Berpulang Setelah Dirawat 5 Hari Akibat Virus Corona
• Tak Ingin Kalah dari Rusia, AS Kembangkan Rudal Hipersonik Terbaru
Uang Keberangkatan
Secara terpisah, istri Andry, Fenni Sunni Susanti, menceritakan bagaimana suaminya bekerja di kapal tersebut hingga akhirnya melompat.