Tanggapan Weird Genius Lagu Lathi yang Dianggap Sebagai Lagu Pemujaan Setan
Lagu Lathi kolaborasi Weird Genius dan Sara Fajira, dikabarkan memiliki unsur mistis. Personil Weird Genius beri tanggapan terkait kabar tersebut.
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM - Lagu Lathi kolaborasi Weird Genius dan Sara Fajira viral di sosial media. Beberapa waktu lalu, Lagu Lathi dituding memiliki unsur mistis bahkan dianggap sebagai lagu pemujaan setan.
Namun personel Weird Genius membantah lagu mereka memiliki unsur mistis.
Melalui poadcast Deddy Corbuzier, personel yang terdiri dari Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Gerald Liu menanggapi kabar tersebut.
Masing-masing personil tidak mempersoalkan anggapan orang lain. Selain itu tanggapan setiap orang bisa berbeda mengenai karya musik.
"Banyak orang yang enggak tahu siapa Weird Genius, itu yang buat gue, Gerald, Arap, sebagai musisi bikin musik, yang dinilai musik," kata Eka di kanal Youtube Deddy Corbuzier, mengutip dari Kompas.com.

Weird Genius mengaku senang karena lagu mereka banyak dicover.
Bahkan ada #Lathichallenge di sosial media. Cover lagu ini membantu mereka mempopulerkan lagu tanpa promosi.
"Menurut gue, malah sebenarnya orang bikin konten pakai aset orang itu berjasa buat nge-buzz itu (aset)," kata Gerald.
• Tanggapan Youtuber Reza Arap Lathi Challenge Dianggap sebagai Lagu Pemanggil Setan
Berbeda dengan Gerald, Eka beranggapan pencipta lagu memiliki hak keberatan jika lagu mereka dipakai orang lain.
"That's why pekarya, pencipta lagu, tahu cara mengamankan haknya, karena apa pun, seni paling mudah dilipatgandakan," ujar Eka.
Menurut personil Weird Genius, mereka tidak keberatan jika lagu dicover asal tidak menghasilkan uang.
Sebelumnya, salah satu warganet Malaysia menuding lagu Lathi mengandung unsur pemujaan setan. Melalui Twitter, Reza Arap membalas warganet itu untuk memberikan bukti.
Sementara dua personil lain hanya menertawakan kabar tersebut. Eka tak menampik jika tiap orang bisa bebas berpendapat.
"Buat gue, setiap orang berhak untuk berpendapat tentang seni. Karena enggak ada yang mutlak di seni, interpretasi (orang) beda-beda, itu hak dia," kata Eka.
"Tapi kalau dia mengajak orang-orang dan memaksa orang-orang ikutin mau dia, ini mutlak salah, ini perlu bicara lebih lanjut lagi, karena seni enggak bisa digituin," tambahnya.