Penjelasan BMKG Terkait Rentetan Gempa Bumi Beruntun yang Terjadi Sejak Minggu Malam

Catatan BMKG, pada Minggu (7/6/2020) malam, di wilayah Selat Sunda bagian Selatan terjadi rentetan aktivitas gempa tektonik yang terjadi beruntun

Editor: Muhammad Fatoni
IST
Ilustrasi gempa bumi di Indonesia 

TRIBUNJOGJA.COM - Rentetan gempa bumi di sejumlah wilayah di Indonesia yang terjadi sejak Minggu (7/6/2020) kemarin, menjadi perhatian  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dari catatan BMKG, pada Minggu (7/6/2020) malam, di wilayah Selat Sunda bagian Selatan terjadi rentetan aktivitas gempa tektonik yang terjadi beruntun.

Hingga Senin pagi (8/6/2020) tercatat ada 9 aktivitas gempa tektonik yang mengklaster di Selat Sunda.

Napak Tilas Gempa Bumi 2006 di Monumen Lindhu Gedhe Klaten

Mengenang 14 Tahun Gempa Yogyakarta, Kisah dari Keluarga Robby Surya Putra

Terkait gempa tersebut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, menyampaikan pihaknya tengah memonitor kemungkinan gempa sebagai gempa pendahuluan.

“Saat ini BMKG masih terus memonitor apakah fenomena kegempaan di Selat Sunda ini hanya sebatas gempa swarm biasa yang kemudian berakhir dengan sendirinya, atau kemungkinan berlanjut sebagai gempa pendahuluan (foreshocks),” ujar Daryono berdasarkan keterangan yang dterima Kompas.com Senin (8/6/2020) Daryono juga menyampaikan informasi gempa tersebut melalui akun Twitternya.

Gempa terjadi sambung-menyambung

Gempa pertama tercatat terjadi pada pukul 19.04 WIB dengan magnitudo 2,9.

Lalu, enam belas menit kemudian gempa berlanjut lagi dengan magnitudo 3,3.

Aktivitas gempa selanjutnya terjadi saling sambung menyambung dengan magnitudo bervariasi di mana paling besar 3,9 dan yang paling kecil 2,9 membentuk gerombolan atau kluster episenter.

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Banjir Rob di Wilayah Pesisir Pantai Utara

Penjelasan BMKG Terkait Cuaca Panas dan Gerah di Indonesia

Yang menjadi perhatian adalah kluster seismisitas gempa berada pada pusat gempa manitudo 5,0 yang sempat terjadi pada Sabtu 11 April 2020.

“Jika mencermati lokasi sebaran episenter terkait dengan peta tektonik Selat Sunda, tampak bahwa rentetan aktivitas gempa ini terletak pada jalur Sesar Semangko yang menerus ke laut,” ujar dia.

Namun, dia mengatakan, struktur sesar di zona tersebut sudah bukan lagi didominasi sistem sesar mendatar (strike slip fault).

ILUSTRASI
ILUSTRASI (BMKG)

Tetapi, strukturnya sudah berubah menjadi beberapa struktur sesar turun (normal fault) karena adanya mekanisme pull-apart yang membentuk basin/graben Selat Sunda.

“Graben Selat Sunda ini terbentuk karena adanya fenomena peregangan dampak dari bagian Pulau Sumatera yang bergerak searah jarum jam dengan menjadikan zona Selat Sunda sebagai porosnya,” terang dia.

Ia mengatakan, jika sampai nanti malam tak ada aktivitas lagi, maka kemungkinan gempa sebagai gempa pendahuluan sangat kecil.

“Semoga teka-teki ini segera terjawab. Harapan kita aktivitas itu hanyalah gempa swarm biasa dan berakhir tanpa ada sesuatu yang tidak diharapkan,” pungkas dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Selidiki Kemungkinan Rentetan Gempa Selat Sunda sebagai Gempa Pendahuluan"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved