Yogyakarta
Taman Pintar Akan Jadi Obyek Wisata Pertama Simulasi New Normal Yogyakarta
Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta saat ini sedang menyiapkan upaya-upaya strategis pemberlakuan new normal di objek-objek wisata.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta saat ini sedang menyiapkan upaya-upaya strategis pemberlakuan new normal di objek-objek wisata.
Penyiapan tersebut dilakukan secara sinergis dengan Dinpar kabupaten/kota lainnya dan Dinpar DIY.
"Di DIY itu kita tidak bisa bicara secara parsial. Oh ini destinasi Kota Jogja, Sleman, Kulon Progo, dan sebagainya, tetapi merupakan destinasi satu kesatuan yang utuh. Sehingga langkah-langkah atau upaya-upaya yang dilakukan kabupaten/kota adalah langkah-langkah yang komprehensif, satu kesatuan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (5/6/2020).
• HPI DIY Wajib Miliki Sertifikat Bebas Covid-19 untuk Menerima Tamu
Maryustion menambahkan, aktivitas pariwisata tidak mungkin menunggu hingga Covid-19 benar-benar hilang.
"Ketika bicara new normal, kita rumuskan bersama langkah-langkahnya bagaimana kehidupan pariwisata di DIY mampu hadir di tengah-tengah situasi pandemi ini karena tidak mungkin aktivitas pariwisata itu menunggu sampai Covid-19 ini benar-benar hilang," tutur Maryustion.
"Pariwisata itu juga suatu kebutuhan masyarakat. Baik kebutuhan primer untuk kehidupan masyarakat, juga kebutuhan tersier, artinya kebutuhan aktualisasi diri, ekspresi diri, dan sebagainya," sambungnya.
Dia menambahkan, Dinpar Kota Yogyakarta akan melakukan simulasi terhadap destinasi wisata dan jasa-jasa pendukung kepariwisataan.
Adapun obyek pertama yang akan dilakukan simulasi adalah Taman Pintar, hotel, dan restoran.
"Simulasi sekitar bulan ini. Tanggalnya melibatkan DIY, nanti masih menunggu Dinas Pariwisata DIY," ungkapnya.
• Pemkot Yogyakarta Sudah Salurkan 90 Persen Bansos Pusat
Menurutnya, dengan adanya simulasi diharapkan akan diketahui bagaimana sebuah aktivitas pariwisata itu mampu berbasis pada protokol kesehatan.
"Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Bagaimana nanti security harus memakai masker, pengunjung dibatasi sehingga tidak ada penumpukan antrean, di pintu masuk ada tempat cuci tangan, dan sebagainya," tambahnya.
Selain itu, lanjut dia, diperlukan peran aktif dari masyarakat atau wisatawan untuk mematuhi norma-norma atau kaidah-kaidah yang telah ditetapkan di masing-masing destinasi atau pun akomodasi pariwisata.
"Bagaimana nanti destinasi itu siap untuk menerima kehadiran wisatawan dengan memerhatikan dan mengimplementasikan protokol kesehatan. Layak dibuka atau tidak setelah dilakukan evaluasi," paparnya.
Maryustion menuturkan, simulasi nantinya akan melibatkan internal Dinpar.
Saat ini, lanjut dia, sedang disusun protokol dan SOP new normal pariwisata dengan keterlibatan aktif dari stakeholder pariwisata.
"Masukan aktif dari mereka, asosiasi, akademisi, praktisi. Bahkan kita juga mengacu referensi kementerian pusat. Sedang digodok di tingkat provinsi, karena DIY berada dalam satu kesatuan," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)