Pendidikan

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Tanoto Foundation dan GTK Kemendikbud Gelar Diskusi Online

Diskusi tersebut juga membagikan pengalaman praktik baik dari daerah dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril saat menyampaikan paparannya melalui zoom 

TRIBUNJOGJA.COM - Menghadapi new normal pendidikan, Tanoto Foundation dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud menggelar diskusi via zoom sinergi pusat dan daerah untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar pada Kamis (4/6/2020). 

Diskusi tersebut juga membagikan pengalaman praktik baik dari daerah dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril dalam diskusi melalui zoom mengatakan pada new normal yang terpenting prioritasnya adalah keamanan, kesehatan, dan keselamatan. 

Program PINTAR Tanoto Foundation dan UNY Adaptasi dari Pola Pembelajaran di Masa Covid-19

Kalau daerahnya aman, tapi sekolah tidak aman, maka sekolah dilarang melaksanakan pembelajaran yang mengumpulkan massa.  

Begitu juga kalau komunitas sekolah menyampaikan tidak aman, maka tidak perlu dibuka. 

“Menutup sekolah bukan berarti pembelajaran tidak terjadi. Pilihannya bisa melaksanakan belajar dari rumah, baik secara daring, luring, atau blended. Yang terpenting orientasi pembelajarannya berdasar pada kebutuhan siswa,” kata Iwan.

Yang penting, kata dia, jangan sampai penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, hanya memindahkan tatap muka ceramah di kelas. 

Siswa harus difasilitasi untuk aktif belajar bukan berpusat pada guru. 

BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 4 Juni 2020, Tiga Hari Beruntun 0 Kasus Baru

Kemendikbud saat ini juga tengah mengembangkan super aplikasi pendidikan yang dapat membantu siswa belajar lebih baik. 

“Dengan adanya pandemi ini, kita ingin mempercepat untuk mengakselerasi pemanfaatan aplikasi tersebut. Semoga bisa lebih cepat dari yang direncanakan,” kata dia.

Sementara itu, Koordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Jawa Tengah - Yogyakarta Nurkolis menyebutkan setidaknya ada empat protokol yang bisa disiapkan oleh sekolah untuk memasuki kenormalan baru. 

Nurkolis menyebutkan empat hal yang telah dipetakannya itu terdiri dari protokol kesehatan, protokol pedagogi, protokol sarpras, dan protokol pengelolaan.

Dukung Pengembangan Sekolah, UNY dan Tanoto Foundation Latih Sekolah Mitra

Protokol kesehatan terdiri dari penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, penggunaan sarung tangan, dan cuci tangan 1 jam 1 kali. 

"Kemudian protokol pedagogi terdiri dari jumlah siswa 50 persen dari normal,  jam belajar di perpendek, penerapan aplikasi pembelajaran, belajar di dalam dan di luar ruang, dan melibatkan orangtua dalam pembelajaran,” kata dia.

Untuk protokol sarpras terdiri dari tempat cuti tangan, optimalisasi utilisasi UKS, sediakan ruang isolasi untuk yang bergejala, antar jemput dan transportasi umum, dukungan akses internet, wifi, gawai, quota. 

"Sedangkan protokol pengelolaan terdiri dari belajar  bergiliran (shift), penutupan tempat bermain, pelatihan e-learning untuk guru dan kepala sekolah, WFH untuk guru dan staf yang rentan, pengaturan kantin, Perpustakaan, dan meja kelas secara aman (>1,5 m)," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved