Yogyakarta
Penjual Masker Kain Dadakan di Yogyakarta Jual hingga 100 Masker setiap Hari
Penjual masker kain dadakan di Yogyakarta berjuang di tengah kondisi pandemi Corona untuk menjemput rezeki.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penjual masker kain dadakan di Yogyakarta berjuang di tengah kondisi pandemi Corona untuk menjemput rezeki.
Satu diantaranya penjual masker kain dadakan yang berada di jalan Mas Suharto, Danurejan, kota Yogya, Nur Hida mengatakan, penjualan masker mencapai 100 lembar per harinya.
"Sebenarnya berjualan masker kain belum lama, sekitar satu bulanan.Ternyata peminatnya banyak jadi tetap berjualan sampai sekarang. Dalam sehari 100 lembar masker dapat terjual," jelas Nur kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Kamis (04/06/2020).
Nur mengatakan, produk masker yang dijual merupakan hasil produksi sendiri.
Setiap harinya Ia mampu menghasikan produksi masker hingga 200 lembar.
• UPDATE 4 Juni Virus Corona Indonesia, Peta Sebaran Jumlah Pasien COVID-19 di 34 Provinsi
"Masker saya buat sendiri dibantu dengan keluarga. Saat ini, kami hanya produksi masker yang berbahan scuba karena banyak peminatnya apalagi ditambah dengan motif yang bervariasi,"tutur Nur sembari menunjukan produk maskernya.
Nur menambahkan, satu masker scuba polos dibanderol dengan harga Rp8.000.
Sedangkan, untuk satu masker scuba dengan motif dihargai Rp12.000.
Tak hanya itu, Nur pun menjadi pemasok masker kain bagi penjual lainnya.
"Iya, ada sekitar 5 penjual yang mengambil masker kain dari saya. Terkadang juga ada yang pesan dan datang langsung ke rumah," ujar Nur.
Sementara itu, hal serupa pun dirasakan penjual masker di jalan Abu Bakar Ali, Kotabaru, Kota Yogya, Ismara mengatakan, penjualan masker dalam sehari bisa mencapai 200 lembar.
• Berbahayakah Olahraga Pakai Masker? Begini Penjelasan Dokter
"Pada pertengahan Maret permintaan sudah banyak ditambah diperbolehkannya penggunaan masker kain oleh pemerintah untuk cegah Corona, dalam sehari bisa 200 lembar terjual," ujar Ismara.
Ismar mengaku, pada bulan Maret 2020,penjualan maskernya mengalami permintaan yang paling tinggi.
"Sekitar Maret 2020 lalu, saya bisa meraih keuntungan sekitar Rp60 juta. Itu (keuntungan) sudah dipotong dengan modal," terang Ismara.