Ikut Demo, Penyanyi Halsey Mengaku Kena Tembak Peluru Karet
Penyanyi Halsey mengaku jika dirinya sempat terkena tembakan peluru karet saat mengikuti demo untuk menuntut keadilan bagi George Floyd.
Penulis: Fatimah Artayu Fitrazana | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Penyanyi Halsey mengaku jika dia terkena tembakan peluru karet, ketika mengikuti demo protes untuk mendukung keadilan atas kematian George Floyd di Los Angeles, Amerika Serikat.
Pada acara protes di hari Sabtu waktu setempat, Halsey terlihat datang ikut berdemo dengan masyarakat lainnya untuk menuntut keadilan bagi George Floyd.
Dikutip Tribunjogja.com dari laman Fox News, Kamis (4/6/2020), penyanyi 25 tahun ini sempat membagikan kisahnya ikut berdemo. Melalui Instagram Story, Halsey membagikan memar di tubuhnya dan mengatakan jika dia terkena peluru karet.
"Ini (peluru karet) menghantamku melewati lapisan kain dan untuk itu aku merasa sangat istimewa. Pada jarak dekat, ini bisa menyebabkan cedera yang serius," tulisnya, dikutip dari foxnews.com.
Halsey juga meminta penggemarnya yang tidak ikut berdemo untuk berdonasi dan melakukan sesuatu untuk mendukung gerakan ini.
"Karena kenyataannya apa yang terjadi pada teman-teman berkulit gelap setiap harinya lebih buruk dari memarku. Jadi terlibatlah. Daftar. Donasi. Bagika tautan. Lakukan sesuatu," ajaknya.
Melalui Instagram miliknya, Halsey juga mengajak pengikutnya di media sosial untuk menaruh perhatian pada kasus kematian George Floyd.
"Seperti yang kalian tahu, George Floyd adalah pria berkulit gelap yang dibunuh oleh petugas polisi. Dia (George) tanpa senjata dan awalnya ditahan untuk kejahatan non-kekerasan. Sebut namanya. Bagikan informasi ini," tulisnya.
Selain mengunggah foto George, Halsey juga membagikan foto dan video ketika dia mengikuti aksi protes ini.
"Mudah untuk menonton penjarahan dan kerusuhan di televisi dari kenyamanan rumah kalian dan memaafkan tindakan keras yang dilakukan oleh tentara. Tapi yang tidak kalian lihat adalah para demonstran damai yang tidak bersalah ditembaki mati-matian dengan gas air mata da diserang secara fisik tanpa henti," tulisnya.
Dia menambahkan, "Ini bukan unggahan kebajikan. Tapi aku harus menunjukkan pada kalian apa yang kusaksikan dengan mataku sendiri. Dengan keputusan Trump untuk mendorong mobilitas angkatan bersenjata pada warga negaranya sendiri, ini sudah melampaui keistimewaan dan kenyamanan kalian untuk tidak peduli. Tolong peduli."
( Tribunjogja.com | Fatimah Artayu Fitrazana)