Inspirasi Bisnis Di Tengah Pandemi, Beberapa Tempat Wisata Ini Menerapkan Metode Jaga Jarak Fisik

Virus corona membuat segalanya berubah. Mau tidak mau, bisnis juga harus ikut berubah agar tetap mendatangkan banyak konsumen. Karena banyak negara

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Bord for En via BBC
Resto di Swedia, Bord for En menyediakan satu meja untuk satu pelanggan sebagai upaya menekan penyebaran virus corona di muka umum. 

TRIBUNJOGJA.COM, VENESIA - Virus corona membuat segalanya berubah. Mau tidak mau, bisnis juga harus ikut berubah agar tetap mendatangkan banyak konsumen.

Karena banyak negara merelaksasi PSBB, masyarakat mulai memadati tempat tempat umum. Tentu, tempat umum itu sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar tak menjadi tempat penyebaran virus corona.

Para pengunjung juga diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum masuk ruang publik.

Perubahan ini mungkin terus dilaksanakan selama beberapa waktu. Sekali ada klaster baru penyebaran virus, bisa jadi akan datang gelombang penularan kedua bahkan ketiga.

Risiko ini tetap ada karena vaksin belum tersedia, yang mungkin memakan waktu antara sembilan bulan dan dua tahun.

Seperti yang terjadi di Italia. Sebagai negara di Eropa yang melonggarkan PSBB, pemerintah Italia tidak mau kecolongan.

Mereka membuat tempat wisata yang tak membuat orang berkerumun dalam satu tempat. Sehingga, pengunjung bisa menjaga jarak fisik satu sama lain.

Daniele Terzariol, Wakil Walikota Kota San Donà di Piave, dekat Venesia, mengatakan ketika kota dibuka kembali, pemerintah ingin menggunakan kesempatan ini untuk membuat ruang publik lebih fungsional dan lebih indah daripada sebelum PSBB.

Untuk memungkinkan jaga jarak fisik, kota ini telah membangun pedestrian untuk area utama.

Piazza San Marco (St. Mark's Square) dan Alun-Alun Utama Venice.
Piazza San Marco (St. Mark's Square) dan Alun-Alun Utama Venice. (Dada Sabra Sathilla via Kompas.com)

Tak hanya itu, pemerintah juga membuka kompetisi untuk para pemilik restoran dan bar yang memiliki pengaturan outdoor terbaik.

Dengan begitu, memungkinkan orang-orang datang bersama-sama dengan aman, mulai dari furnitur yang dapat dipindahkan hingga tape art di lantai hingga mendorong jalur berjalan yang aman.

“Semua ide dan bahan diterima, terutama ketika didaur ulang dan anggarannya rendah,” kata Terzariol seperti yang ditulis BBC.

Di India, yang mulai membuka kembali toko dan transportasi domestik, pemilik restoran Shefali Gandhi di Goa juga percaya bahwa ruang terbuka akan menjadi kunci.

"Di kota-kota seperti Mumbai, orang telah terjebak di apartemen berukuran kotak korek api selama dua bulan," katanya.

"Dari sudut pandang praktis, taman juga memudahkan untuk merencanakan tempat duduk dan membersihkan setiap meja dengan lebih mudah," tambahnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved