Dua Pasien Klaster Indogrosir di Kabupaten Bantul Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
pasien positif virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Bantul Masing-masing berusia 25 tahun.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Bantul - Dua pasien positif virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Bantul dinyatakan sembuh pada Sabtu (30/5/2020).
Juru Bicara Percepatan Penanganan Penularan Infeksi Covid-19 Bantul, dr Sri Wahyu Joko Santoso menyampaikan, dua pasien sembuh tersebut adalah laki-laki dan perempuan.
Masing-masing berusia 25 tahun.
"Dua (pasien sembuh) dari riwayat klaster Indogrosir," terang dia.
Kesembuhan dua pasien itu menambah daftar panjang pasien terinfeksi virus SARS-coV-2 penyebab covid di Kabupaten Bantul yang sebelumnya telah dinyatakan sembuh.
Total jumlah pasien positif secara keseluruhan di Bantul, ada 56 orang.
Dari jumlah tersebut, 41 di antaranya dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal dunia. Sedangkan 13 lainnya, masih dalam perawatan.
Sekedar informasi, kasus Covid-19 di Bumi Projotamansari memang belakangan cenderung melandai.
Bahkan, sejak sepekan terakhir, tepatnya dari tanggal 22 - 29 Mei 2020 secara berturut-turut di Bantul tidak ada laporan penambahan kasus baru pasien positif.
Termasuk hari ini, tanggal 30 Mei 2020, menurutnya tidak ada penambahan pasien positif. "Iya (di Bantul hari ini tidak ada pasien positif baru)," ucap Sri Wahyu.
New Normal
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X akhir pekan lalu melakukan teleconfrence bersama Kemendagri kaitan dengan inovasi masing-masing daerah dalam menerapkan new normal.
Seusai teleconfrence, Sultan mengatakan bahwa pihaknya sedang meninjau kesiapan DIY untuk bisa menerapkan new normal walau tidak dalam waktu dekat ini.
"Saya Selasa (4/6/2020) masih pertemuan dengan asosiasi. Jangan tergesa-gesa. Kita lihat nanti perkembangannya (kasus Covid-19) gimana, yang di rumah sakit masih banyak. Harapan kita negatif semua, jangan ada yang positif," katanya, Jumat (29/5/2020).
Saat ini, lanjutnya jumlah PDP di DIY masih cukup banyak.
Ia pun meminta agar ada pencermatan terkait trend kasus positif Covid-19 yang ada di DIY, apakah memang benar sudah melandai atau masih muncul kasus positif selanjutnya.
"Kecenderungannya gimana? Kalau itu sudah memungkinkan turun, sudah kita yakini tidak fluktuatif, baru kita berjalan untuk new normal," bebernya.
Orang nomor satu di DIY tersebut menjelaskan ketika DIY sudah memasuki era new normal, perlu ada banyak hal yang diperhatikan.
Ia mencontohkan kemampuan hotel dan restoran untuk melakukan kontrol untuk menekan penyebaran Covid-19 di areanya.
Mulai dari mengkondisikan untuk pengunjung bisa menjaga jarak, melengkapi fasilitas cuci tangan dalam jumlah yang memadai, pembersihan berkala untuk fasilitas yang banyak dipegang orang, dan seterusnya.
"Kalau nggak sanggup seperti itu, (akan) punya problem baru. Begini kan perlu kedekatan yang lebih spesifik. Nang pasar apa bisa (diberlakukan itu)? Jangan merasa justru new normal aku kok wis bebas," tegasnya.
Sultan pun menyinggung, terkait pertemuan virtual yang dilaksanakan bersama Mendagri,
membahas mengenai lomba bagi daerah untuk bisa membuat pencerminan dari yang dimaksud dengan new normal atau kehidupan baru.
"Dia datang misal ke resto sudah cuci tangan, duduknya punya jarak, dan sebagainya. Ini (melalui lomba menjadi) tempat sosialisasi supaya masyarakat dapat memahami kehidupan baru tidak hanya (saat) pandemi, tapi akan terjadi terus," pungkasnya. ( Tribunjogja.com | Rif | Kur )
