Kisah Relawan yang Ikut Uji Coba Vaksin Virus Covid-19, Disuntik dan Dirawat dengan Baik di Hotel
Virus corona sudah menginfeksi hampir di seluruh dunia. Meski begitu, beberapa negara juga berlomba-lomba untuk menghasilkan vaksin guna menyembuhkan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING - Virus corona sudah menginfeksi hampir di seluruh dunia. Meski begitu, beberapa negara juga berlomba-lomba untuk menghasilkan vaksin guna menyembuhkan jutaan orang yang terinfeksi.
Di China misalnya, para ilmuwan di sana sudah memiliki tiga vaksin yang sedang dalam proses uji coba pada manusia. Ketiganya menggunakan metode produksi yang lebih konvensional.
Salah satu vaksin itu dinamakana AD5-nCoV dan dibuat oleh perusahaan bioteknologi CanSino Biologic.

CanSino Biologics bekerja sama dengan Institut Bioteknologi dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer China, menguji vaksin mereka.
Vaksin tersebut menggunakan denovirus, virus penyebab flu sebagai vektor atau pengantar. Tentu, adenovirus yang digunakan adalah versi yang tidak berkembang biak.
Vektor tersebut membawa gen untuk protein S (spike) dari permukaan virus corona. Mereka berusaha memancing respons kekebalan tubuh guna melawan infeksi.
• Bukan Nyerah Pada Corona! Dokter Tirta Beri Penjelasan Tentang Arti Sebenarnya New Normal
Selain AD5-nCoV, China juga melakukan uji coba pada manusia untuk vaksin LV-SMENP-DC dari Institut Kedokteran Genoimun, Shenzen.
Vaksin ini berfokus pada penggunaan model sel dendrit yang dimodifikasi dengan vektor dari lentivirus.
Calon berikutnya adalah vaksin yang dibuat dari virus yang telah dinonaktifkan dari Institut Produk Biologi Wuhan, subordinat dari Grup Farmasi Nasional China, Sinopharma.
Melansir dari South China Morning Post, salah satu relawan uji coba vaksin virus corona menceritakan bagaimana ia melewati proses trial tersebut.
Pada fase 1, para peneliti merekrut 108 peserta, di antaranya 51% adalah laki-laki dan 49% perempuan, dengan usia rata-rata 36,3 tahun.

Para peneliti membagi peserta menjadi tiga kelompok yang sama untuk menguji tiga dosis vaksin: dosis rendah, dosis menengah, dan dosis tinggi.
Percobaan ini tidak dilakukan secara acak, dan label terbuka, yang berarti bahwa para peneliti tahu apa yang mereka kelola, dan para peserta tahu apa yang mereka terima.
Shen Yulan merupakan salah satu relawan yang mau ikut uji coba tersebut. Ia diberi suntikan vaksin Covid-19 dan diminta untuk bertahan di hotel.

Sementara, kesehatan tubuhnya terus dipantau oleh para ilmuwan.
"Suhu tubuh saya naik sedikit pada hari kedua setelah saya disuntik. Saya berkata pada diri sendiri bahwa [vaksin] ini harus bekerja," kata Shen, salah satu dari 108 penduduk kota Wuhan di China yang mengajukan diri untuk percobaan manusia dari vaksin Covid-19.