Wabah Virus Corona

Update Covid-19, Korban Tewas di AS 97.722 Orang, Brasil Kini Kedua di Dunia

Kasus COVID-19 di AS terbanyak di dunia, mencapai 1.643.499. UPDATE terbaru, korban tewas mencapai 97.722 orang.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Yoseph Hary W
SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI Rapid tes covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON - Korban tewas di Amerika Serikat (AS) akibat wabah Virus Corona (COVID-19) per Senin (25/5/2020) mencapai 97.722 orang.

Data dari Johns Hopkins University ini dikutip CNN. Sedangkan kasus yang dilaporkan mencapai 1.643.499, terbanyak di dunia.

Total angka ini mencakup kasus-kasus dari 50 negara bagian, Distrik Columbia dan wilayah AS lainnya, serta kasus yang direpatriasi.

Sedangkan Rusia melaporkan 8.946 kasus COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir.

Negara ini memiliki jumlah kasus terkonfirmasi ketiga tertinggi secara global, dengan 353.427 kasus.

Secara resmi, Rusia telah mencatat 3.633 kematian yang disebabkan virus ini.

Sementara di Jerman, jumlah kasus virus korona aktif telah turun di bawah 10.000.

Data dirilis Robert Koch Institute (RKI), badan nasional Jerman yang diberi tugas pengendalian dan pencegahan penyakit.

Di antara jumlah total kasus yang dikonfirmasi, 161.200 orang telah pulih, sementara 8.257 meninggal dunia.

Brasil saat ini membuntuti AS dalam hal jumlah kasus positif yang dilaporkan. Dalam tempo satu minggu, Brasil menyalip Rusia dan negara-negara lain.

Presiden Donald Trump telah mengeluarkan kebijakan pelarangan kedatangan ke AS untuk setiap individu yang telah berada di Brasil dalam 14 hari segera sebelum kedatangan mereka.

"Saya telah menentukan adalah kepentingan AS untuk mengambil tindakan membatasi dan menangguhkan masuknya ke AS, sebagai imigran atau non-imigran dari Brasil,” kata Trump.

Kebijakan ini bertujuan membatasi penyebaran virus corona. Pada Minggu malam, Brasil memiliki lebih dari 347.000 kasus, terbanyak kedua di dunia, menurut data dari Johns Hopkins University.

"Tindakan hari ini akan membantu memastikan warga negara asing yang telah berada di Brasil tidak menjadi sumber infeksi tambahan di negara kami," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany.

"Pembatasan baru ini tidak berlaku untuk aliran perdagangan antara Amerika Serikat dan Brasil."

Meski telah begitu parah diterjang wabah virus Corona, Presiden Jair Bolsonaro tetap mengabaikan problem ini.

Tokoh sayap kanan Brasil itu kembali menyapa para pendukungnya yang fanatik, dan menggelar aksi di jalanan ibukota.

Jair Bolsonaro tak mengenakan masker saat menyambangi kerumunan warga yang membawa bendera Brasil.

Sementara warga yak tak menyuaki Bolsonaro, mengejeknya saat tokoh itu jajan hotdog dan minum ringan akhir pekan lalu.

Dalam video itu, Bolsonaro makan dan minum sambil penonton berteriak "pembunuh" dan "sampah" di latar belakang.

Presiden dikelilingi tim keamanan dan pada satu titik berbalik dan mengibaskan jarinya ke kerumunan warga yang mengejeknya.

Minggu kemarin, Brasil melaporkan 15.813 kasus baru virus corona, menambah jumlah total jadi 362.000 kasus. Sejauh ini, setidaknya 22.000 orang tewas di negara itu.

Bolsonaro telah sering mengabaikan ancaman virus korona, menyebutnya sebagai "fantasi" atau " flu ringan."

Dia mengklaim dampak ekonomi dari penutupan dan tindakan karantina akan memiliki dampak yang jauh lebih negatif terhadap negara.

Sao Paulo, kota kedua terbesar di Brasil menjadi wilayah terparah akibat Covid-19. Sistem layanan kesehatan semakin kewalahan.

Ketika para dokter berjuang gagah berani untuk menyelamatkan nyawa warga yang terpapar virus mematikan ini.

Di unit perawatan intensif besar (ICU) Institut Penyakit Menular Emilio Ribas di São Paulo, kemarahan berputar di antara dokter ketika ditanya tentang komentar Presiden mereka.

"Pemberontak," kata seorang. "Tidak relevan" seru yang lainnya.

(Tribunjogja.com/CNN/ xna)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved