Travel
Mengintip Uniknya Masjid Berbentuk Ka'bah di Kampung Warna-warni Kota Magelang
Model replika Ka'bah dipilih karena lokasi kampung adalah sebuah kampung wisata Kampung Warna-warni Tidar Campur sehingga dapat mendukung pariwisata.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Masjid unik berbentuk Ka'bah menarik mata siapa yang melihatnya.
Seperti masjid yang ada di Kampung Tidar Campur, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.
Masjid yang dinamai Ash Shirath ini dibangun warga sebagai tempat ibadah, sekaligus menunjang keberadaan Kampung Wisata Warna-warni tersebut.
Masjid 'Ka'bah' Ash Shirath dibangun sejak bulan Oktober 2019 lalu dan selesai pada Kamis (23/4/2020).
Awalnya, warga merasa jarak menuju masjid besar yang lumayan jauh, sehingga mereka kerap tertinggal jemaah salat.
• Masjid Masyfa Simpang Lima Karangnongko Wates Peduli Wabah Covid-19 Lewat Bagi-bagi Bantuan
Warga akhirnya berinisiatif membangun masjid sendiri di lingkungan RT setempat.
Lokasi tempat masjid dibangun adalah di lahan dari tanah wakaf keluarga Sagiyo, Muh Anwar dan Ny Mulat.
Mulailah dibangun masjid dengan donasi dari warga dan banyak donatur.
Selama tujuh bulan, warga bergotong royong membangun masjid dan akhirnya dapat selesai sehari sebelum Ramadan kemarin.
“Jarak kami ke masjid besar memang cukup jauh, sehingga kadang warga yang berjalan menuju masjid, setibanya di sana, jemaah salat sudah dimulai. Oleh karena itu, warga mengusulkan untuk melaksanakan salat jemaah di bank sampah, tetapi karena kurang suci, maka warga sekalian membangun masjid," tutur Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Warna-warni Tidar Campur, Sagiyo.
Awalnya, warga bingung ingin membangun model atau bentuk bangunan masjid seperti, kemudian warga pun berembug dan akhirnya tercetus ide untuk membangun masjid replika Ka'bah.
Model replika Ka'bah dipilih karena lokasi kampung adalah sebuah kampung wisata Kampung Warna-warni Tidar Campur, sehingga dapat mendukung pariwisata di sana.
• BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 22 Mei 2020, 13 Pasien Berhasil Sembuh
“Tempat kami ini adalah kampung wisata, jadi kami berpikir bagaimana membuat masjid yang juga dapat mendukung kampung wisata. Jadilah, kami membangun masjid dengan replika Ka’bah. Alhamdulillah bisa selesai sehari sebelum Ramadan. Nanti setelah Lebaran akan dilanjutkan lagi, karena ada beberapa yang belum sempurna,” kata Sagiyo.
Bangunan utama masjid berukuran 6 x 7,5 meter dengan tinggi 5,20 meter dan lebar 6,8 meter.
Serambi masjid berukuran 6,5 x 7 meter dan tempat wudhu 2,5 x 6,5 meter.
Masjid dapat menambung sebanyak 50 jamaah dan ditambah bagian serambi masjid.
Ukiran kaligrafi berwarna emas bertuliskan kalimat asmaul husna menghiasi bangunan utama di bagian atas masjid.
Kalimat Syahadat juga menghiasi tembok masjid yang berwarna hitam kelam.
Hajar aswad juga dilengkapi dalam bangunan masjid.
Pembangunan masjid dikerjakan oleh dua tukang dan warga.
• Masjid Siti Chotijah Wetan Pasar Wates Berbagi Sedekah
Mulai pembuatan fondasi dan lain dilaksanakan secara gotong royong.
Warga juga bergiliran membantu makanan dan minuman saat gotong royong.
Dari awal pembangunan sampai selesai, anggaran untuk membangun masjid diperkirakan mencapai Rp 450 juta.
"Pembangunan dikerjakan dua tukang bangunan, kemudian pembuatan fondasi dan lainnya dibantu warga secara gotong royong. Makan dan minum, warga membantu secara bergiliran gotong royong. Anggaran untuk membangun tersebut hingga sekarang telah mencapai Rp 450 juta," tutur Sagiyo.
Anggaran sebesar Rp 450 juta itu didapatkan dari warga dan para donator di seluruh Indonesia.
Warga menggalang dana melalui media sosial. Awalnya, para donatur yang berada jauh belum paham dengan detail pembangunan masjid, tetapi setelah dilaporkan perkembangan pembuatan masjid, para donatur merasa puas.
“Sampai sekarang tapi belum fix, diperkirakan mencapai Rp 450 juta termasuk dari warga masyarakat. Kami menerima donatur hampir seluruh Indonesia ada, kami lewat media sosial. Alhamdulillah bisa sampai sekarang seperti ini,” tutur dia.
• Potret Masjid dari Ranting-ranting Pohon, yang Berdiri Indah di Tengah Gurun Ethiopia
Keberadaan masjid ini diharapkan warga dapat mendukung kampung wisata warna-warni Tidar Campur.
Bahkan rencananya, masjid juga akan dilengkapi bangunan lainnya untuk manasik haji bagi anak-anak.
“Rencana dari kami, ini mendukung kampung wisata warna-warni. Rencana kami kedepan untuk manasik anak-anak. Kemudian, dikedepannya akan dilengkapi dengan bangunan lainnya agar bisa untuk latihan manasik haji," tutur Sagiyo.
Seperti yang juga dikatakan Sekretaris Pokdarwis Kampung Warna-warni Tidar Campur, Danang Sudrajat.
Ia mengatakan, masjid 'Ka'bah' ini bisa akan menjadi tempat wisata religi.
Masjid akan dilengkapi dengan tempat pendidikan agama Islam dan bangunan maqom Ibrahim dan hijir Ismail untuk latihan manasik haji anak-anak.
“Kita ingin menjadikan ini sebagai tempat wisata religi juga. Masjid akan dilengkapi dengan bangunan maqom Ibrahim dan hijir Ismail. Syai pun bisa di lapangan kampung,” kata Danang. (TRIBUNJOGJA.COM)