Eksistensi Jasa Penukaran Uang Baru di Tengah Pandemi Covid-19

Laporan Reporter Tribun Jogja, Irvan Riyadi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Jasa penukaran uang baru merupakan tren yang mulai bermunculan menjelang Idulfitri.

Di Yogyakarta sendiri, menjelang Idulfitri 1441h/2020, jasa penukaran uang baru juga mulai terlihat di sekitar kawasan gedung Bank Indonesia Yogyakarta.

Penukaran uang baru tersebut sejatinya seringkali digunakan untuk keperluan berbagi dengan sanak saudara ketika hari raya.

Pecahan tukaran yang disediakan pun beragam.

Pecahan tertinggi adalah Rp 20 ribu hingga yang terkecil Rp 1000.

• Sambut Ramadan, BI Yogyakarta Sudah Siapkan Layanan Penukaran Uang

Tampilan uang baru yang masih fresh tanpa lusuh dirasa lebih menarik ketika dibagikan.

Sekalipun, jasa penukaran uang ini juga memiliki harga tersendiri.

Maksudnya, sekalipun namanya penukaran, nilai nominal uang yang ditukar memang sama, namun ada biaya tambahan dari transaksi tersebut.

Ada biaya atau harga sebesar Rp 10 ribu, per Rp 100 ribu uang yang ditukarkan.

Artinya, untuk mendapatkan pecahan uang kecil senilai Rp 100 ribu, pengguna jasa harus mengeluarkan uang Rp 110 ribu.

Erni Wijayanti, seorang penyedia jasa penukaran uang baru menyebutkan, bahwa kehadiran jasa seperti ini berdasarkan kebutuhan masyarakat menjelang hari raya lebaran.

Kehadiran jasa ini bertujuan untuk mempermudah para dermawan untuk menukarkan uang yang dimiliki dengan pecahan nominal yang lebih kecil dan masih baru.

"Masih selalu ada yang tukar," ujarnya saat ditemui di kawasan tempatnya menggelar jasa, Minggu (16/5/2020).

• BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 17 Mei 2020, Positif Covid-19 di DIY Bertambah 5 Kasus