Update Corona di DI Yogyakarta
Pemda DIY Bawa Pulang 26.400 PCR
DIY mendapatkan bantuan dari pusat 26.400 PCR untuk keperluan swab dan sedang mengajukan permintaan sebanyak 54.000 RDT.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala BPBD DIY yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Biwara Yuswantana mengatakan bahwa DIY mendapatkan bantuan dari pusat 26.400 PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk keperluan swab dan sedang mengajukan permintaan sebanyak 54.000 RDT (Rapid Diagnostic Test).
"Tadi malam (13/5/2020) tim yang mengambil PCR ke Jakarta datang. Kita dapat 26.400 PCR. Kalau RDT itu 2 kali test, kalau PCR 1 kali test. Itu kan proses. Alat itu ada tapi antrean di lab (nantinya) bagaimana, kapasitas di lab seperti apa. Kalau dari sisi bahan dan materi kita sudah siap," ungkapnya di Kompleks Kepatihan, Kamis (14/5/2020).
• Gandeng Penjahit Lokal, BPBD Gunungkidul Siap Bagikan 200 Ribu Masker
Selanjutnya, melalui pengadaan dari Belanja Tak terduga (BTT), Pemda DIY juga sedang meminta sebanyak 54.000 RDT mengingat saat ini stok yang ada di Pemda DIY sebanyak 3.000 RDT di luar dari stok masing-masing rumah sakit dan kabupaten/kota.
"Kita mengajukan (RDT) lagi ke pusat, untuk paling nggak mengintensifkan lebih massif tes-tes itu. Kalau langsung PCR, over (kapasitas) di rumah sakit. Misal ODP dan PDP ringan, (bisa) isolasi di rumah," ucapnya.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan saat ini terdapat 3 lab yang ditunjuk untuk memeriksa sampel Covid-19 yakni BBTKLPP Yogyakarta, RSUP Dr Sardjito, dan Lab Mikrobiologi UGM.
Namun, rencananya Pemda DIY juga akan menambah 1 lab lagi yakni Balai Besar Veteriner Wates di Kulon Progo.
• Positif COVID-19 di Gunungkidul Bertambah 1, 4 Pasien Dinyatakan Sembuh
"Kalau lihat kapasitas cukup besar dari tiga lab yang ada. Masing-masing bisa 100 sampel. Tapi karena beberapa hari ini DIY juga support lab yang ada di Jateng, maka kemampuan menyelesaikan swab berkurang. Kalau Kementerian atau BNPB akan melakukan swab secara massal, dari sisi reagen tidak masalah. Tapi sisi kemampuan lab perlu dipertimbangkan saat ini 300 sampel kalau optimal. Optimal kan itu tidak mudah karena kita juga support daerah lain," jelasnya.
Disinggung mengenai jumlah mesin, Aji menyebut ada sekitar 6 mesin yang digunakan untuk 'membaca' hasil pemeriksaan sampel di ketiga lab tersebut.
Aji juga mengatakan, ketika ditanya mengenai bantuan alat dari BNPB untuk tes Covid-19, dia belum mendengar informasi tersebut.
"Saya belum mendengar, tapi kalau akan dikirimkan ke kita ya kita gabungkan saja di lab yang ada karena dari sisi personil masih memungkinkan. Apalagi yang di Mikrobiologi UGM banyak personil dan BBTKLPP (juga) banyak," tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM)