Update Corona di DI Yogyakarta

Asrama Haji Yogyakarta Dijadikan RS Darurat untuk Pengunjung Indogrosir Reaktif

Rapid Diagnostic Test ( RDT) massal tahap pertama tahap pertama telah dilakukan selama tiga hari. Total keseluruhan peserta rapid test adalah 1.227 da

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Dok Humas Pemkab Sleman
Suasana RDT massal hari ketiga di GOR Pangukan, Kamis (14/5/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Rapid Diagnostic Test ( RDT) massal tahap pertama tahap pertama telah dilakukan selama tiga hari. Total keseluruhan peserta rapid test adalah 1.227 dan yang dinyatakan reaktif ada 52 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menjelaskan bagi mereka yang dinyatakan negatif reaktif akan menjalankan rapid test massal tahap kedua.

Sedangkan mereka yang dinyatakan reaktif akan dijemput petugas untuk dilakukan karantina di Shelter Asrama Haji.

"Untuk pengunjung yang reakfit akan dilakukan pemeriksaan swab, kita memfasilitasi tempat untuk karantina," jelasnya Kamis (14/5/2020).

Hasil Rapid Test Massal Pengunjung Indogrosir di Sleman, Total Ada 52 Orang Dinyatakan Reaktif

Joko menjelaskan, dalam prinsip epidemologi, mereka yang reaktif harus dianggap positif sampai terbukti tidak.

Sehingga begitu screening reaktif, hal terpenting adalah dilakukan isolasi.

Ia juga menerangkan, bahwa dalam pedoman Kemenkes, isolasi boleh dilakukan secara mandiri, namun Joko menyatakan bahwa Pemkab Sleman tidak menerapkan hal tersebut dan terbilang lebih ketat.

"Kita memang agak ketat, tidak boleh diisolasi kecuali di rumah sakit, tapi rumah sakit juga kelabakan karena harus melayani pasien-pasien yang lebih berat, sehingga kita ambil langkah membuat semacam rumah sakit darurat yaitu asrama haji," terangnya.

Ia menyatakan bahwa ini pilihan terbaik di antara yang kurang baik.

Sebelum klaster Indogrosir, pihaknya masih bersikukuh mengharuskan rapid test reaktif dirawat di RS, meskipun secara fisik sehat.

"Akhirnya harus mengakui kenyataan, ada potensi ledakan kasus konfirm saat ini, padahal kapasitas kamar isolasi rumah sakit di sleman saat ini sangat terbatas. Jadilah Asrama Haji sebagai 'faskes' darurat untuk karantina," imbuhnya.

Reaktif Rapid Test di Gunungkidul Bertambah 10 Orang, Tak Ada Penambahan Positif COVID-19

Selama masa karantina, Joko menjelaskan bahwa aturan atau protokolnya sangat ketat dan mirip isolasi non kritikal di RS.

"Saat ini ada dokter yg ditempatkan di sana sebagai koordinator pelayanan, selain penambahan tenaga perawat juga," ucapnya.

Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman, Dul Zaini dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahwa masyarakat yang telah mengikuti RDT klaster indogrosir dapat mengetahui hasilnya melalui laman rdt.slemankab.go.id

"Sementara untuk yang reaktif, tidak perlu menunggu lama. Tim gugus tugas covid 19 Kabupaten Sleman akan segera menghubungi untuk melakukan konfirmasi terkait lokasi atau alamat yang tepat untuk kemudian dilakukan penjemputan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved