Wabah Virus Corona

Blak-blakan Anies Baswedan Soal Virus Corona Pertama Kali Muncul di Jakarta, Ada yang Disembunyikan?

Anies mengaku mulai melakukan langkah antisipasi COVID-19 sejak Januari 2020, setelah mendengar kasus soal virus baru di Wuhan, China.

Editor: Rina Eviana

Bingung dengan sikap pemerintah pusat Langkah antisipasi Pemprov DKI Jakarta justru berseberangan dengan sikap pemerintah pusat.

Anies Baswedan mengaku bingung dengan sikap pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI, yang menyatakan belum ditemukan kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta pada periode Januari-Februari 2020.

Padahal, kala itu, Pemprov DKI telah memiliki data adanya kasus COVID-19 di Jakarta. Walaupun memiliki perbedaan pandangan, Anies tetap meminta jajarannya untuk melaporkan perkembangan kasus COVID-19 yang mulai meningkat pada periode Januari hingga Februari 2020.

"Jumlahnya terus meningkat pada bulan Januari dan Februari. Kemudian kami segera memutuskan, untuk semua orang di kantor kami, jajaran Pemprov DKI Jakarta, mereka semua diberi kewenangan untuk menangani Covid-19 ini," ungkap Anies.

Pemerintah pusat pun tidak mengizinkan Pemprov DKI untuk melakukan pengujian laboratorium terkait COVID-19 . Kemenkes hanya mengizinkan Pemprov DKI untuk mengirimkan sampel kasus Covid-19 yang nantinya akan diuji di laboratorium nasional.

Warga menjalani tes cepat untuk mendeteksi COVID-19
Warga menjalani tes cepat untuk mendeteksi COVID-19 (Tiziana FABI / AFP)

"Ketika jumlahnya mulai naik terus, pada waktu itu kami tidak diizinkan melakukan pengujian. Jadi, setiap kali kami memiliki kasus, kami mengirimkan sampel ke laboratorium nasional," kata Anies. Perbedaan pendapat Pemprov DKI dan pemerintah pusat tak berhenti sampai di situ. Kemenkes kembali mengumumkan belum ditemukan adanya kasus COVID-19 di Jakarta saat Pemprov DKI telah mengirimkan beberapa sampel kasus ke laboratorium.

"Kemudian, laboratorium nasional akan menginformasikan hasilnya positif atau negatif. Pada akhir Februari, kami bertanya-tanya mengapa (hasilnya) negatif semua," ungkap Anies.

Kisah Warga di Jakarta Disanksi Sosial Punguti Sampah di Trotoar Karena Tak Pakai Masker

Tak setuju dengan hasil Covid-19 yang diumumkan pemerintah pusat, Anies akhirnya memutuskan untuk mengumumkan sendiri hasil pemantauan Pemprov DKI kepada publik.

"Pada saat itu saya memutuskan untuk bicara kepada publik dan saya katakan kami telah memantau, ini adalah angkanya," ungkap Anies. Pernyataan terbuka Anies itu kembali mendapat respons dari Kemenkes RI. Pemerintah pusat tetap menyatakan tidak ada kasus Covid-19 di Jakarta. "Kementerian (Kesehatan) semacam langsung merespons bahwa kami tidak memiliki kasus positif (Covid-19)," ucap Anies. Berdasarkan catatan Kompas.com, pada 11 Februari 2020, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memang mengatakan bahwa belum adanya virus corona yang terdeteksi di Indonesia seharusnya tidak perlu dipertanyakan.

Terlebih lagi, kata dia, pemerintah telah waspada melakukan pencegahan dan deteksi terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus corona.

"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020). "Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," lanjut dia.

Kala itu, Terawan pun berharap tidak ada yang menyangsikan persoalan tersebut. Pesimistis kurva Covid-19 di Indonesia telah menurun Lihat Foto Kurva penambahan angka positid COVID-19 di DKI Jakarta per Selasa (12/5/2020)(Tangkapan layar situs web corona.jakarta.go.id) Anies kembali memiliki pendapat yang berbeda dengan pemerintah pusat tentang klaim penurunan kasus Covid-19 di Indonedia.

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan, pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di DKI Jakarta berhasil menurunkan penambahan jumlah kasus positif Covid-19 sebesar 39 persen.

Hal itu, kata Doni, terlihat dari proporsi kasus positif di Jakarta dengan total kasus secara nasional.

Bahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga memprediksi pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan pada Juni atau Juli 2020. Sehingga, kehidupan akan kembali normal pasca pandemi Covid-19 pada Agustus 2020.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved