Update Corona di DI Yogyakarta

Pemkot Yogya Salurkan BLT Senilai Rp1,8 Juta pada Warga Miskin

Bantuan tersebut berupa uang tunai senilai Rp1.800.000 yang merupakan akumulasi bantuan dari bulan April, Mei, dan Juni.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma Wardhani
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi (batik) memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga yang tercatat dalam KSJPS Kota Yogyakarta di Kampung Balirejo, Muja-muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Selasa (12/05/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta kepada warga Kota Yogyakarta yang terdaftar dalam Keluarga Sasaran Jaring Pengaman Sosial (KSJPS).

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan warga Kota Yogyakarta yang bakal mendapat bansos dari Pemkot Yogyakarta sekitar 14.300an, yang terdiri dari 4.500 pemegang KSJPS dan 8.600an non KSJPS terdampak COVID-19 namun telah terdata dalam data kemiskinan.

Bantuan yang diberikan Pemkot Yogyakarta tersebut berupa uang tunai senilai Rp1.800.000.

Nominal tersebut merupakan akumulasi bantuan dari bulan April, Mei, dan Juni.

Bantuan Sosial Tunai dari Pemda DIY Diupayakan Cair Pekan Ini

Dalam penyalurannya, Pemkot Yogyakarta menggandeng pihak ketiga, yaitu Kantor Pos.

"Kita sengaja berikan dalam bentuk paket, disamping waktu pemberiannya tidak pas, terlambat satu bulan. Sehingga kita berikan paket April, Mei, dan Juni bersamaan," katanya saat memberikan BLT kepada warga Kampung Balirejo, Muja-Muju, Umbulharjo, Selasa (12/05/2020).

Heroe menerangkan uang tunai dirasa lebih tepat, sebab kebutuhan masing-masing warga berbeda.

Menurut dia, dengan pemberian BLT secara tidak langsung juga ikut menghidupkan ekonomi di lingkungan.

"Artinya warga bisa membeli kebutuhan di lingkungan sekitarnya. Ini bentuk stimulus dalam bentuk tunai, yang bisa menghidupkan kondisi di sekitarnya," sambungnya.

Ia mengingatkan BLT tersebut merupakan paket tiga bulan, sehingga harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencukupi kebutuhan selama tiga bulan.

Warga yang menerima BLT juga diminta untuk menentukan skala prioritas dalam memanfaatkan bantuan tersebut.

COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal

"Tadi sudah kita wanti-wanti betul, ini adalah paket untuk tiga bulan. Jangan sampai belum waktunya sudah habis, digunakan untuk belanja yang tidak semestinya,"ujarnya.

Warga yang menerima BLT hari ini, hanya sebagian saja, sebab ada sekitar 44.530 kepala keluaga yang mendapatkan bantuan, baik dari Kemensos RI, maupun dari provinsi. 

Pihaknya juga terus melakukan pemantauan, supaya tidak ada duplikasi bantuan.

Ia berharap agar bantuan dari Pemkot, Kemensos, dan Provinsi bisa merata.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Agus Sudrajat mengatakan bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemkot Yogyakarta untuk warga miskin di Kota Yogyakarta.

Ia mengakui bahwa pemberian bantuan sedikit terlambat, sebab pihaknya harus menyesuaikan berbagai data, agar tidak ada penerima ganda.

"Satu KK itu satu bantuan. Kita harus tarik data, dari penerima manfaat menjadi KK. Kita ciptakan program khusus, setelah itu baru kita minta bantuan temen-temen lapangan. Karena tidak boleh ganda, kita harus hati-hati betul," terangnya.

Ahli Epidemiologi UGM Sebut PSBB Bukan Cara Terbaik

Ada tiga hal yang mendasari Dinsos Kota Yogyakarta dalam memberikan bantuan, yaitu fakta, legalitas, dan anggaran. 

"Fakta adalah fakta banyak warga yang terdampak. Legalitas artinya kita harus mengacu pada data kemiskinan, tidak boleh asal memberikan. Sementara anggaran, artinya kita harus menyusun skala prioritas, yang miskin yang kita dahulukan," tambahnya.

Bantuan langsung tunai tersebut diterima dengan baik oleh warga, Ch Ismubingah (68) misalnya.

Warga Balirejo tersebut sebelumnya bekerja sebagai pengasuh anak di Sorowajan, namun karena COVID-19 ia tidak bisa bekerja.

"Sudah dua bulan ini libur, jadi hanya di rumah. Senang bisa mendapat bantuan dari pemerintah, bantuan ini bisa membantu (mencukupi kebutuhan sehari-hari)," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved