Update Corona di DI Yogyakarta

Membangun Pola Pikir Kritis Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

Masyarakat juga perlu melakukan perubahan perilaku serta kepercayaan mereka jika ingin menyukseskan upaya penanggulangan pandemi Covid-19 ini.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
UGM menggelar Gebyar Ramadan Mardliyyah secara daring pada Minggu (10/5/2020) malam yang disiarkan langsung melalui Youtube, instagram, radio dan televisi. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - UGM menggelar Gebyar Ramadan Mardliyyah secara daring pada Minggu (10/5/2020) malam yang disiarkan langsung melalui Youtube, instagram, radio dan televisi.

Acara ini diinisiasi oleh Panitia Ramadan Masjid Kampus Mardliyyah UGM dalam menyambut malam Nuzulul Quran sekaligus soft launching Masjid Kampus Mardliyyah.

Beberapa tokoh diundang untuk mengisi bincang-bincang yang terbagi dalam empat sesi dengan masing-masing tema yang berbeda. 

Satu dari beberapa sesinya mengusung tema “Iqro: Membaca Dinamika Zaman dari Beragam Perspektif” menghadirkan Erick Thohir (Menteri BUMN RI), Alissa Wahid (Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian/Aktivis), Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU ASEAN.Eng. ( Rektor UGM), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Menteri Sekretaris Negara RI).

Penjelasan Ahli Epidemiologi UGM Terkait Vaksin Covid-19 Bisa disebar di 2021

Dalam acara tersebut, Pratikno memulai perbincangan dengan menyebut bahwa melalui pandemi Covid-19 ini masyarakat Indonesia mulai banyak menyerap pengetahuan. 

Hal itu disebabkan derasnya arus informasi yang  menurutnya sebagai berkah tersendiri.

Namun, Pratikno juga melihat bahwa tidak semua informasi tersebut  sesuai dengan fakta atau hoaks. 

“Informasi yang banyak saling mencuri perhatian masyarakat, entah itu benar atau salah. Masyarakat memerlukan penyaring. Kalau berdasarkan hemat saya, penyaring tersebut adalah berpikir kritis,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Hal itu disetujui oleh Alissa.

Menurutnya, berpikir kritis penting untuk memilah informasi. 

Kemudian, ia berujar bahwa seperi wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Iqra, yang artinya adalah bacalah sehingga masyarakat juga perlu membaca.

”Membaca dinamika zaman melalui literatur-literatur penting untuk menyesuaikan diri dengan konteks situasi yang sedang mereka hadapi. Seperti dalam beragama yang utama adalah memuliakan Tuhan dan membangun kemaslahatan di muka bumi. Mengenai caranya, kita beragama sekarang sesuai media dan tata caranya sesuai perkembangan zaman ini,” ujarnya.

COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal

Alissa berharap masyarakat juga perlu melakukan perubahan perilaku serta kepercayaan mereka jika ingin menyukseskan upaya penanggulangan pandemi Covid-19 ini. 

Walaupun nantinya ada vaksin dan kebijakan dari pemerintah, tapi perilaku tidak berubah maka percuma.

Oleh karena itu, Alissa menyarankan kepada pemerintah agar fokusnya sekarang tidak hanya pada inovasi untuk penanggulangan Covid-19 ini. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved