Update Corona di DI Yogyakarta

Jumlah Pasien RS di Bantul Anjlok Selama Pandemi Covid-19

Masa pandemi corona virus disease menggerus banyak sektor, tak terkecuali jumlah pasien di sejumlah RS negeri swasta di Bantul.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Masa pandemi corona virus disease menggerus banyak sektor, tak terkecuali jumlah pasien di sejumlah Rumah Sakit (RS) negeri dan swasta di Kabupaten Bantul.

Rata-rata mengalami penurunan pasien berobat non covid.

Jumlahnya bervariasi, mulai dari 20 persen hingga ada yang mencapai 50 persen. 

Satu di antara rumah sakit yang terdampak penurunan pasien dimasa pandemi adalah Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII).

Meski bukan termasuk rumah sakit rujukan Covid-19, tapi rumah sakit yang berada di Wijirejo, Kecamatan Pandak itu mengalami penurunan pasien mencapai 20-30 persen, sepanjang bulan Maret menuju April. 

Didapuk Jadi RS Rujukan, Jumlah Pasien Non Covid-19 di RSUD Bantul Menurun Drastis

Manager Marketing dan Public Relations RS UII Seffudin Sudarmadi mengatakan, penyebab pasien mengalami penurunan diduga karena banyak faktor.

Di antaranya, banyak pasien yang mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak kemana-mana dan tetap di rumah.

Lalu, ada juga yang kemungkinan pasien enggan datang ke rumah sakit karena takut tertular. 

"Meskipun, sebetulnya kami bukan rumah sakit rujukan, tapi namanya rumah sakit ya, mungkin pasien masih takut," kata Seffudin saat dihubungi, Senin (11/5/2020). 

Selain itu, kata Seffudin, faktor lain yang diduga mempengaruhi terjadinya penurunan pasien datang ke rumah sakit, karena ada imbauan dari kolegium dokter yang meminta dokter spesialis agar membatasi layanan.

Misalnya, ia mencontohkan, dokter spesialis gigi. Saat ini kebanyakan membatasi layanan. 

Mereka tidak menerima layanan pembersihan karang, pencabutan dan penambalan gigi.

"Karena kan perlu ada mesin bor, begitu dibor, kemungkinan ada droplet. Jadi tindakan aerosol," terang dia. 

Rumah sakit lainnya yang mengalami penurunan pasien adalah RSUD Panembahan Senopati.

COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal

Semenjak ada pandemi, pasien non covid yang berobat ke rumah sakit negeri kebanggaan warga Bantul itu mengalami penurunan cukup drastis. Angka penurunan berkisar antara 40-50 persen. 

Kepala Bagian Humas RSUD Panembahan Senopati Bantul, Siti Rahayuningsih mengatakan sebelum dijadikan sebagai rumah sakit rujukan penanganan covid-19, dalam satu hari, jumlah pasien yang berobat jalan di RSUD bisa mencapai 700 orang namun saat ini hanya dalam kisaran 300-an orang saja.

Menurut dia, penurunannya sangat drastis.

"Apalagi RSUD Panembahan Senopati dijadikan sebagai salah satu rumah sakit rujukan," kata Siti. 

Mesti dijadikan sebagai salah satu RS rujukan penanganan covid-19, Siti memastikan bahwa RSUD Panembahan Senopati aman untuk berobat pasien non covid, karena sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Ia memastikan bahwa RSUD Bantul, saat ini masih memberikan pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan, tetapi memang tidak sepenuh waktu. 

"Hanya dibuka untuk jadwal pagi," kata Siti.

Pasien Covid-19 di Bantul Bertambah Satu, Riwayat dari Klaster GPIB

Layanan cuci darah menurutnya masih sesuai jadwal pasien sedangkan untuk klinik gigi, RSUD Panembahan Senopati hanya melayani tindakan emergency. 

Saat ini, sejumlah rumah sakit memang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan virus SARS-coV-2 penyebab covid-19.

Begitu juga yang dilakukan RS UII, meski tidak termasuk rumah sakit rujukan, pihak rumah sakit di sana mengaku menerapkan langkah pencegahan untuk memastikan pasien berobat aman. 

Di awali dari pengecekkan suhu badan, penyemprotan disinfektan berkala, pemakaian APD, physical distancing tempat duduk hingga mendirikan poli screening diluar Rumah Sakit.

"Intinya, kami meyakinkan kepada masyarakat, bahwa berobat di rumah sakit aman," ucap Seffudin. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja tidak memungkiri, semenjak pandemi Covid-19 merebak, hampir semua rumah sakit di Kabupaten Bantul terkena dampak penurunan jumlah pasien yang berobat, baik itu rumah sakit rujukan, maupun non rujukan. 

MTs Negeri 6 Bantul Serahkan Donasi bagi Siswa Sakit

Menurut dia, masih ada ketakutan di masyarakat untuk berobat ke rumah sakit.

"Jika bisa diobati dengan obat yang dibeli di apotek, maka memilih membeli obat di apotek," tutur dia. 

Agus menegaskan bahwa seluruh rumah sakit di Bantul yang memberikan layanan kesehatan semuanya hampir dipastikan sudah menggunakan protokol kesehatan standard covid-19, sehingga dipastikan aman bagi pasien yang akan berobat.

Ia kemudian mencontohkan RSUD Panembahan Senopati--meskipun digunakan merawat pasien Covid-19--nyatanya sampai saat ini tidak ada satupun tenaga medis disana yang terpapar virus Corona. 

Artinya, para tenaga medis sudah bekerja sesuai panduan protokol kesehatan.

"Jadi tidak perlu takut untuk berobat ke rumah sakit jika memang butuh penanganan kesehatan," ucap dia. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved