Mata Menjadi Pintu Masuknya Virus Corona, Perlukah Kenakan Kaca Mata?

Berbagai riset dan penelitian masih terus dilakukan terkait virus corona jenis baru yang hingga saat ini sudah menginfeksi hampir 4 juta orang.

Editor: ribut raharjo
pinterest.com/rmbts
Ilustrasi. Deretan cowok ganteng Korea imut saat berkacamata 

TRIBUNJOGJA.COM - Berbagai riset dan penelitian masih terus dilakukan terkait virus corona jenis baru yang hingga saat ini sudah menginfeksi hampir 4 juta orang di seluruh dunia.

Salah satu penelitian terbaru dilakukan oleh peneliti dari Hong Kong University (HKU).

Saat ini, penelitian tersebut telah dipublikasikan di The Lancet Respiratory Medicine.

Mata pintu masuknya virus Mereka menemukan, ternyata mata adalah salah satu media yang banyak menjadi pintu masuk virus bernama SARS-CoV-2 ke dalam tubuh manusia.

Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (8/5/2020), bahkan tingkat keparahannya bisa mencapai 100 kali lipat dari infeksi Sars dan Flu Burung yang masuk melalui dua lubang mata.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, virus corona dinilai jauh lebih ganas menyerang saluran nafas atas dan konjungtiva, sel-sel yang melapisi permukaan mata.

Tim penelitian yang dipimpin oleh dr. Michael Chan Chi-wai ini menjadi penelitian pertama di dunia yang memberikan bukti bahwa virus corona bisa menginfeksi manusia melalui kedua lubang mata.

"Kami mengembangkan jaringan dari saluran pernapasan dan mata di laboratorium, menggunakannya untuk mempelakari virus corona, dan membandingkannya dengan SARS dan H5N1 (Flu Burung). Kami menemukan virus corona jauh lebih efektif menginfeksi konjungtiva manusia dan saluran pernapasan bagian atas daripada Sars, sekitar 80-100 kali lebih tinggi," jelas dr. Chan.

Tidak mengucek mata Studi ini juga menemukan fakta bahwa mata menjadi gerbang penting masuknya virus corona ke dalam tubuh hingga menginfeksi manusia.

Dengan temuan ini, maka anjuran yang selama ini sudah dilakukan-untuk tidak menyentuh mata dan rajin mencuci tangan menjadi semakin relevan.

Dr. Chan pun mempertanyakan ketika pada tahapan awal wabah ini para petugas kesehatan hanya dilindungi diri dengan masker N95 dan pakaian rapat, tanpa adanya kacamata khusus.

Terkait hal tersebut, Kompas.com mencoba menghubungi epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University Australia.

Dicky membenarkan apabila cairan mata juga termasuk yang berpotensi menularkan virus corona dari satu orang ke orang lainnya.

Cukup memakai masker Meskipun demikian, Dicky menyebut tidak semua pasien mengalami infeksi mata.

Dari penelitian selama ini mayoritas penularan virus corona tetap banyak melalui droplets. Sehingga untuk penggunaan kaca mata bagi masyarakat belum diperlukan. "Masyarakat hanya perlu bermasker saja," tutur Dicky.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved