Kata Ahli Epidemiologi UGM Tentang Transmisi Lokal Virus Corona di Yogyakarta

Ahli Epidemiologi UGM, dr Riris Andono Ahmad, mengakui jika penyebaran transmisi lokal kian masif. penyebaran lokal terjadi pada klaster supermarket I

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Personel TRC melakukan Rapid test Rabtu (6/5/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta -- Kasus positif virus corona atau Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 143 kasus.

Terjadi peningkatan kasus tinggi terjadi pada 7 Mei 2020.

Peningkatan sebanyak 15 kasus tersebut memang sudah diantisipasi mengingat jumlah diagnosis kian bertambah.

Namun, yang perlu diwaspadi saat ini yakni penyebaran transmisi lokal.

Sebagaimana di ketahui sebelumnya ada tiga klaster terbesar di DI Yogyakarta yakni Jamaah Tabligh Sleman, Gunung Kidul dan jemaat Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Marga Mulya, Yogyakarta.

Kajian epidemiologi pun terus melakukan upaya pelacakan.

Hingga akhirnya didapat penambahan kasus positif dari klaster Gunung Kidul.

Dari 18 kasus, ada enam terkonfirmasi yang dilaporkan pada minggu sebelumnya.

Saat ini terjadi kenaikan kasus transmisi lokal Gunung Kidul 34 kasus dengan 11 diantaranya sudah terkonfirmasi.

Ahli Epidemiologi UGM, dr Riris Andono Ahmad, mengakui jika penyebaran transmisi lokal kian masif.

Terbaru ia menyadari jika penyebaran lokal terjadi pada klaster supermarket Indogrosir di Kabupaten Bantul.

Sampai saat ini sudah ada 338 karyawan Indogrosir telah diperiksa dan 57 diantaranya reaktif dengan tracing terhadap pengunjung terus dilakuan.

Penamaan generasi baru pun akan muncul jika ditemukan masyarakat yang kontak erat dan dinyatakan positif usai berinteraksi dengan 57 karyawan Indogrosir yang dinyatakan reaktif.

Riris menyadari, kekuatan tim medis dan juga kelengkapan fasilitas kesehatan di DIY sudah mulai terbatas.

Pemda DIY pun belum memastikan sampai kapan kesediaan faskes tersebut bisa bertahan.

Data per 4 Mei lalu, Pemda DIY mencatat alokasi Ribosa Nucled Acid (RNA) telah diberikan kepada RS. dr. Sardjito dan Laboratorium Mikrobiologi sebanyak 3200, BBTKLPP Yogyakarta sebanyak 6400.

Untuk PCR di distribusikan kepada RS. Sarjito dan Laboratorium Mikrobiologi UGM masing-masing 5000 dan untuk BBTKLP sebanyak 10000.

"Maka dari itu sebagaimana yang pernah saya sampaikan minggu lalu, masyarakat harus siap dan menyesuaikan dengan kondisi ini hingga beberapa tahun kedepan. Karena faskes sudah mulai menipis," katanya saat Jumpa Pers di Gedung Pusdalops BPBD DIY, Jumat (8/5/2020).

Ia melanjutkan, yang perlu diperhatikan masyarakat saat ini yakni bersama-sama menjaga supaya lonjakan penularan tidak meningkat tinggi.

Salah satunya, ia mengimbau agar masyarakat terus berlakukan physical distancing sebagai langkah pencegahan penyebaran.

"Patuhi imbauan pemerintah untuk tetap lakukan sosial distancing supaya tidak muncul klaster-klaster baru," pungkasnya. ( Miftahul Huda | Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved